Bagikan:

JAKARTA - Warga Israel terakhir yang tersisa di daerah wisata Sri Lanka mengatakan mereka merasa aman dan akan tetap tinggal meskipun ada peringatan dari Yerusalem untuk segera pergi karena ancaman kemungkinan serangan teroris.

Dewan Keamanan Nasional Israel pada Rabu, 23 Oktober 2024, meminta warga Israel untuk keluar dari kawasan wisata di selatan negara kepulauan Samudra Hindia itu. Mereka memiliki informasi tentang ancaman teroris yang difokuskan pada kawasan wisata dan pantai.

Badan tersebut tidak menyebutkan sifat ancaman tersebut, tetapi mengatakan peringatan itu berkaitan dengan kawasan Teluk Arugam, tempat populer bagi warga Israel, dan pantai-pantai di selatan dan barat Sri Lanka.

Kedutaan Besar AS di Sri Lanka dan Kementerian Luar Negeri Jerman juga memberikan peringatan serupa, yang mendorong Kolombo untuk meningkatkan keamanan dan meningkatkan kewaspadaan.

Polisi Sri Lanka telah menangkap tiga tersangka untuk diinterogasi terkait dengan ancaman yang tidak disebutkan.

"Kami berupaya memastikan bahwa semua wisatawan terlindungi dan keselamatan mereka terjamin setiap saat," kata juru bicara kepolisian Nihal Thalduwa kepada Reuters.

Kata otoritas setempat, ada sekitar 600-700 wisatawan Israel di Teluk Arugam sepanjang September hingga awal Oktober 2024.

Namun, jumlah itu telah menyusut menjadi hanya 20 orang ketika peringatan keamanan dikeluarkan minggu ini yang bertepatan dengan akhir musim turis.

Hingga Jumat, 25 Oktober 2024, 17 orang telah pindah dari daerah itu dan beberapa dari mereka terbang keluar negeri, meninggalkan tiga warga Israel di kota tenggara yang berpenduduk sekitar 7.000 jiwa tersebut.

Salah satu dari mereka, yang telah datang ke Sri Lanka sejak 1991 dan merupakan penduduk lama. Dia mengatakan bahwa ia merasa aman serta sedang menantikan kedatangan istri dan putra kembarnya yang berusia 17 tahun dalam waktu seminggu.

"Saya senang datang ke sini dan keluarga saya senang datang ke sini. Kami berselancar selama sekitar tiga hingga empat jam setiap hari ketika putra-putra saya ada di sini. Saya tidak berpikir ada ancaman keamanan yang serius," ujarnya kepada Reuters.

Pria itu, yang menolak disebutkan identitasnya, mengatakan dua polisi muncul setelah peringatan keamanan pertama. Sekarang, ada 16 personel keamanan, termasuk pasukan khusus polisi, yang ditempatkan di sekitar rumahnya yang kecil dan bercat biru di Teluk Arugam.

Dua pria Israel lainnya, saudara laki-laki yang sedang bersantai di kamar mereka di rumah singgah terdekat, dikelilingi oleh sekitar delapan personel polisi dan pasukan khusus.

Mereka juga mengatakan akan tinggal di sana sampai akhir bulan dan kemudian pindah ke Kota Ahangama yang tak jauh dari Arugam.

Sri Lanka tetap meningkatkan keamanan dengan kenangan akan pengeboman Minggu Paskah tahun 2019 masih segar dalam ingatan.

Serangan yang dituduhkan kepada ISIS tersebut menargetkan gereja-gereja dan tiga hotel, yang menewaskan 267 orang, termasuk sedikitnya 45 warga negara asing.

Keamanan yang Tak Terduga

Pos pemeriksaan telah bermunculan di jalan-jalan utama dan jembatan-jembatan di Teluk Arugam serta daerah sekitarnya. Sebanyak 500 polisi, militer, dan pasukan khusus dikerahkan.

Polisi menghentikan kendaraan dan memeriksa kartu identitas penumpang.

Pejabat Israel telah memperingatkan tentang peningkatan ancaman serangan terhadap warga Israel di luar negara mereka sejak dimulainya perang di Gaza.

Ada juga lonjakan laporan insiden antisemit di banyak bagian dunia sejak perang pecah di Timur Tengah setelah Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023.

Penduduk Teluk Arugam menepis spekulasi media sosial tentang ketegangan di kota berpenduduk mayoritas muslim itu atas kehadiran warga Israel setelah perang Gaza.

"Saya mulai menyewakan kamar kepada orang asing tahun lalu. Mereka senang tinggal di sini karena mereka tidak takut," kata Abubakar Rinosha, 41 tahun, yang memiliki rumah singgah saudara-saudara Israel.

Penduduk lain mengatakan turis Israel merupakan sumber pendapatan utama, yang mencakup 70 persen dari pendapatan kota.