JAKARTA - Kelompok militan Palestina Hamas ingin Rusia mendorong Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk memulai negosiasi mengenai pemerintahan persatuan nasional di Gaza pascaperang, kata seorang pejabat senior kelompok itu kepada kantor berita negara Rusia.
Itu dibahas dalam pertemuan anggota politbiro Hamas Mousa Abu Marzouk dengan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov di Moskow.
"Kami membahas isu-isu yang terkait dengan persatuan nasional Palestina dan pembentukan pemerintahan yang akan memerintah Jalur Gaza setelah perang," kata Marzouk, mengutip Reuters dari RIA 24 Oktober.
Marzouk mengatakan, Hamas telah meminta Rusia untuk mendorong Abbas, yang menghadiri pertemuan puncak BRICS di Kazan, untuk memulai negosiasi mengenai pemerintahan persatuan.
Mahmoud Abbas adalah Kepala Otoritas Palestina (PA), badan pemerintahan wilayah Palestina yang diduduki.
PA didirikan tiga dekade lalu berdasarkan perjanjian perdamaian sementara yang dikenal sebagai Kesepakatan Oslo, menjalankan pemerintahan terbatas atas sebagian wilayah Tepi Barat yang diduduki, yang diinginkan Palestina sebagai inti negara merdeka di masa depan.
BACA JUGA:
PA, yang dikendalikan oleh faksi politik Fatah pimpinan Abbas, telah lama memiliki hubungan yang tegang dengan Hamas yang menguasai Gaza. Kedua faksi tersebut terlibat perang singkat sebelum Fatah diusir dari wilayah kantong Palestina pada tahun 2007.
Di sisi lain, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menyatakan penentangan keras terhadap keterlibatan PA dalam mengelola Gaza.