Bagikan:

JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berkolaborasi dengan Arab Saudi dengan berinisiatif hadirnya kartu kesehatan haji bakal mendukung sekitar 3 juta Muslim melaksanakan ibadah Haji.

Kartu kesehatan Haji diketahui alat kesehatan digital yang dibuat di Jaringan Sertifikasi Kesehatan Digital Global WHO. Kartu itu bisa meringkas informasi kesehatan penting secara aman, termasuk kebutuhan pengobatan jemaah, alergi, status imunisasi, dan kondisi yang sudah ada sebelumnya.

Jamaah dapat membagikan informasi kesehatan mereka melalui penyedia layanan medis berwenang, memastikan akses ke ringkasan pasien yang akurat dan terkini dan bertujuan untuk memfasilitasi perawatan kesehatan yang dipersonalisasi dan berkualitas tinggi selama ibadah haji, kata pernyataan tersebut.

"Hari ini menandai kemajuan penting dalam dukungan WHO kepada Negara Anggota untuk memperluas akses ke alat kesehatan digital yang lebih aman dan berpusat pada individu agar masyarakat dapat meningkatkan akses mereka ke perawatan kesehatan yang berkualitas kapan dan di mana pun mereka membutuhkan," kata Kepala Ilmuwan WHO Jeremy Farrar dalam pernyataan, disitat Antara, Selasa 22 Oktober.

"Kami berterima kasih atas kerja sama yang luar biasa dengan Kerajaan Arab Saudi, negara-negara peserta, dan Kantor Regional WHO untuk Mediterania Timur, dan berharap dapat terus memberikan dukungan dalam membangun kapasitas dan infrastruktur di negara-negara yang beralih ke sistem kesehatan yang lebih digital," tambah Farrar.

Ibadah haji adalah "ziarah terbesar" di dunia, yang menarik hampir 3 juta Muslim dari lebih dari 180 negara setiap tahun untuk melakukan ibadah di Makkah, Arab Saudi.

WHO menggarisbawahi, seraya menambahkan bahwa fase uji coba yang dilakukan pada 2024 menunjukkan bahwa praktik tersebut meningkatkan keselamatan dan kualitas perawatan para jemaah saat melaksanakan haji.