Bagikan:

TANGERANG – Abu Asirin, rekan dekat M Saefurubi pilot SAM Air yang meninggal dalam sebuah kecelakaan, menceritakan kenangan bersama almarhum semasa hidup.

Abu mengatakan bila dirinya terakhir bertemu dengan almarhum pada hari raya Idul Adha, tahun ini. Yang tak bisa dilupakan Abu yakni senyum dan tawa Saefurubi. Menurutnya Saefurubi adalah sosok orang yang aktif di Masjid At Taqwa, Citra Raya.

“Tertawa dan senyumannya yang selaku saya ingat. Terus dia juga aktif melakukan bakti sosial kepada teman-temannya yang kurang mampu. Bahkan di Idul Adha kemarin beliau juga terlibat untuk membagikan daging kurban,” ungkapnya.

Dijelaskan Abu, Saefurubi telah meninggalkan istri dan tiga anaknya, satu orang perempuan dengan usia sekitar 12 tahun, satu orang laki-laki usia 8 tahun dan yang masih di dalam kandungan istrinya.

“Almarhum meninggalkan istri dengan anak tiga, dan satunya masih dalam kandungan tiga bulan,” ucapnya.

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Gorontalo Heriyanto melaporkan adanya kecelakaan pesawat PK SMH dengan nama SAM Air dan berwarna putih di wilayah Marisa, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo, Minggu, 20 Oktober.

"Informasi dari AIRNAV Makassar bahwa pada pukul 07.03 pesawat SAM Air berangkat dari Bandara Djalaluddin Gorontalo menuju Bandara Panua Pohuwato," ucap dia.

Pesawat dipiloti oleh M. Saefurubi A dengan kopilot M. Arthur V. G serta seorang teknisi, Budijanto. Selain awak pesawat, ada satu penumpang bernama Sri Meyke Male.

Sebanyak tiga jenazah korban kecelakaan pesawat SAM Air diterbangkan ke Jakarta dengan menggunakan maskapai Batik Air dari Bandara Djalaluddin, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, Senin, 21 Oktober.