JAKARTA - Korea Utara memutuskan untuk tidak berpartisipasi dalam pesta olahraga empat tahunan Olimpiade Musim Panas yang rencananya akan digelar di Tokyo pada Juli mendatang.
Keputusan ini diambil dalam rapat Komite Olimpiade Korea Utara yang berlangsung di Pyongyang pada 25 Maret, seperti dimuat oleh kcnawatch.org pada Senin 5 April.
Digelar secara virtual, rapat dipimpin oleh Ketua Olimpiade Korea Utara yang juga Menteri Fisik, Budaya dan Olahraga Korea Utara Kim Il-guk.
Setelah membahas hasil kerja Panitia Olimpiade Korea Utara dan membahas target kerja tahun ini, dibahas juga juga mengenai hasil
Kongres Kedelapan Partai Buruh Korea dan Pleno Kedua Rapat Komite Sentral Partai Kedelapan merinci tugas dan cara untuk menjadikan Korea Utara salah satu negara berpengaruh di bidang olahraga.
Untuk itu, mereka menargetkan peningkatan jumlah medali yang diraih Korea Utara dalam pertandingan internasional, sekaligus meningkatkan antusiasme olahraga ke seluruh negeri sesuai periode rencana lima tahunan yang disahkan dalam kongres lalu.
Guna mencapai target tersebut, ditetapkan untuk mengembangkan teknik olahraga profesional dan penyelenggaraan kegiatan olahraga massal tahun ini.
Dan, dalam rapat ini Komiter Olimpiade Korea Utara berdasarkan saran para anggotanya, memutuskan untuk tidak berpartisipasi dalam Olimpiade Tokyo, untuk melindungi atlet Korea Utara dari krisis kesehatan masyarakat dunia akibat COVID-19.
Sementara itu, Korea Selatan seperti dilansir Koreatimes semula berharap untuk menggunakan ajang Olimpiade Tokyo sebagai jembatan untuk menjalin komunikasi dengan Pyongyang, seperti yang terjadi sebelumnya.
Pada Olimpiade Musim Dingin PyeongChang 2018, Korea Utara mengirimkan wakilnya. Sebanyak 22 atlet mewakili Korea Utara saat itu. Total ketika itu kontingen Korea Utara terdiri dari 230 anggota. Salah satunya adalah Kim Yo-jong, saudari perempuan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, melansir BBC.
BACA JUGA:
Setahun kemudian, tepatnya pada 30 Juni 2019, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menggelar pertemuan bersejarah untuk pertama kalinya di Zona Demiliterisasi perbatasan Korea Utara-Korea Selatan.