Bagikan:

JAKARTA - Misi penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) mengatakan pada Hari Jumat, mereka telah menjadi sasaran sejumlah serangan "disengaja" oleh pasukan Israel dalam beberapa hari terakhir, dengan upaya untuk membantu warga sipil di desa-desa di zona perang terhambat akibat penembakan Israel.

UNIFIL ditempatkan di Lebanon selatan untuk memantau permusuhan di sepanjang garis demarkasi dengan Israel, sebuah wilayah yang telah menyaksikan bentrokan sengit bulan ini antara pasukan Israel dan pejuang Hizbullah yang didukung Iran.

Pasukan penjaga perdamaian terluka akibat serangan Israel, memicu kritik dari beberapa negara yang mengirimkan pasukannya untuk misi tersebut. Total ada 50 negara yang mengirimkan tentaranya, dengan UNIFIL memiliki total sekitar 10.000 personel.

"Kami telah menjadi sasaran beberapa kali, lima kali diserang secara sengaja," kata juru bicara UNIFIL Andrea Tenenti melalui tautan video dari Beirut, melansir Reuters 18 Oktober.

"Saya pikir peran UNIFIL saat ini lebih penting dari sebelumnya. Kami harus berada di sini," tambahnya.

Sebelumnya, Israel mengatakan pasukan PBB menyediakan perisai manusia bagi anggota Hizbullah, meminta UNIFIL untuk mengevakuasi pasukan penjaga perdamaian dari Lebanon selatan demi keselamatan mereka sendiri. Permintaan ini ditolak UNIFIL.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak tuduhan pasukan UNIFIL telah menjadi sasaran dengan sengaja.

Namun, Tenenti menentang hal ini, dengan mengatakan dalam salah satu insiden yang ia gambarkan, pasukan Israel menembus lokasi UNIFIL dan bertahan di sana selama 45 menit.

Ketika ditanya apakah UNIFIL akan mempertimbangkan untuk membela diri terhadap Israel, ia mengatakan itu adalah sebuah pilihan, tetapi saat ini sedang berusaha untuk mengurangi ketegangan.

Tenenti juga menyuarakan kekhawatiran tentang warga sipil yang masih berada di Lebanon selatan yang menurutnya sulit dijangkau oleh para pekerja bantuan karena penembakan Israel yang terus berlanjut.

"Kehancuran dan penghancuran banyak desa di sepanjang Garis Biru, dan bahkan di luarnya, sangat mengejutkan," katanya, mengacu pada garis yang dipetakan PBB yang memisahkan Lebanon dari Israel dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.