JAKARTA - Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov memperingatkan serangan Israel ke fasilitas nuklir sipil Iran akan menjadi "provokasi serius".
Saat berbicara dalam konferensi pers di Vientiane, Laos, Lavrov menekankan meskipun ketegangan meningkat, Badan Tenaga Atom Internasional, yang memantau dengan ketat aktivitas nuklir Iran, belum melaporkan tanda-tanda militerisasi dalam program nuklir republik Islam itu.
“Kami lebih suka berpedoman pada fakta. Di hampir setiap negara, ada politisi dan anggota parlemen yang menyampaikan posisi yang tidak mencerminkan strategi praktis atau kebijakan aktual pemerintah mereka. Kami telah melihat ini berkali-kali sebelumnya,” katanya dilansir ANTARA dari Anadolu, Jumat, 11 Oktober.
“Jika rencana atau ancaman untuk menyerang fasilitas nuklir damai Republik Islam Iran terwujud, itu akan menjadi provokasi yang sangat serius.”
BACA JUGA:
Pekan ini, parlemen Iran memberi saran agar negara itu mempertimbangkan untuk menarik diri dari Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir (NPT), mengantisipasi potensi serangan rudal oleh Israel.
Israel terus melancarkan serangan udara dan darat ke Lebanon, sementara juga melancarkan serangan di Gaza.
Minggu lalu, Iran meluncurkan rudal ke Israel sebagai balasan atas pembunuhan kepala Hamas Ismail Haniyeh dan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah.
Atas serangan Iran tersebut, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah bersumpah bahwa Iran akan "membayar" atas serangan tersebut.