JABAR - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon mulai membangun kolam retensi di beberapa titik di wilayah timur daerah tersebut untuk mengurangi risiko banjir saat musim hujan.
“Untuk sementara kolam retensi dibangun di sekitar Sungai Ciberes, tepatnya di area Waled-Asem,” kata Penjabat (Pj) Bupati Cirebon Wahyu Mijaya di Cirebon, Kamis 10 Oktober, disitat Antara.
Menurutnya, pembangunan kolam retensi ini bertujuan agar air hujan yang turun dapat tertampung sebelum masuk ke Bendungan Ambit.
Dengan demikian, peningkatan debit air pada Sungai Ciberes bisa dikendalikan sehingga tidak meluap dan tidak membanjiri permukiman warga.
Ia menyebutkan, hasil pemetaan awal menunjukkan kolam retensi ini bisa dibangun di empat titik di sepanjang aliran sungai tersebut.
“Kami membangun kolam retensi di empat titik. Tujuannya untuk menahan aliran air hujan agar tidak langsung masuk ke sungai atau bendungan, melainkan tertampung dulu di kolam tersebut,” ujarnya.
Wahyu memastikan pembangunan kolam retensi di kawasan tersebut dapat selesai dalam waktu dekat. Saat ini Pemkab Cirebon bersama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung sedang menyusun tahap pengerjaan mencakup penentuan titik-titik pembangunan serta kedalaman kolam retensi yang dibutuhkan.
Selain mengurangi risiko banjir, kata dia, kolam retensi juga memiliki manfaat lain, yakni dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan irigasi lahan pertanian. “Kami juga membangun kolam retensi di lima titik strategis lainnya. Tujuannya untuk membantu mengelola debit air secara optimal,” katanya.
BACA JUGA:
Wahyu mengatakan pembangunan kolam retensi ini merupakan bagian dari upaya Pemkab Cirebon untuk memperbaiki pengelolaan sumber daya air di wilayahnya.
Tidak hanya pembangunan kolam retensi, Pemkab Cirebon juga fokus pada langkah lain seperti penanaman 12 ribu pohon di sepanjang daerah aliran sungai. Penanaman ini dilakukan untuk membantu menyerap air hujan dan mengurangi erosi yang biasanya memperburuk kondisi banjir.
“Upaya normalisasi juga dilakukan di beberapa sungai sejak Mei 2024, termasuk Sungai Cisanggarung. Normalisasi ini bertujuan memperbaiki aliran sungai. Kami juga memperkuat tanggul yang mengalami kerusakan akibat banjir sebelumnya,” tuturnya.
Ia menambahkan, di wilayah Pabedilan dan Losari terdapat sembilan desa yang menjadi fokus peninggian tanggul untuk mengantisipasi banjir. Adapun proses pengerjaannya mulai dilaksanakan pada Januari 2025.
Wahyu optimistis pembangunan kolam retensi dan langkah-langkah mitigasi lainnya akan efektif dalam mengurangi risiko banjir di wilayah timur Kabupaten Cirebon. “Kami berharap upaya ini bisa melindungi masyarakat dari banjir, terutama di musim hujan mendatang,” ucap dia.