JAKARTA - Petugas kesehatan Palestina yang diperintahkan oleh Israel untuk mengosongkan rumah sakit mengatakan tidak ada cara yang aman untuk pergi dan tidak ada tempat untuk pergi ketika militer Israel kembali meningkatkan operasinya di Gaza utara.
Dr Hussam Abu Saifiya, Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara mengatakan pihaknya mendapat pemberitahuan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada Selasa, staf medis dan pasien harus dievakuasi dari rumah sakit dalam waktu 24 jam.
Dalam pesan suara yang dikirimkan kepada wartawan, Abu Saifiya mengatakan militer Israel meneleponnya secara langsung dan dalam bahasa yang “mengancam” mengatakan kepadanya pasien dan staf harus dievakuasi.
Militer Israel telah memerintahkan pengosongan tiga rumah sakit di Gaza utara – Kamal Adwan, Al-Awda dan Rumah Sakit Indonesia – menurut Doctors Without Borders dan Kementerian Kesehatan di Gaza.
Dr Abu Saifiya mengatakan kepada CNN pada Rabu, 9 Oktober, tank-tank Israel semakin dekat ke rumah sakit dan suara ledakan dapat terdengar di mana-mana.
Rumah sakitnya memiliki lebih dari 54 pasien, termasuk anak-anak, yang membutuhkan perawatan dan harus dipindahkan ke rumah sakit lain. Sekitar 220 pekerja medis juga masih berada di rumah sakit tersebut.
BACA JUGA:
Mohammad Salha, penjabat direktur Rumah Sakit Al-Awda di Gaza utara – yang juga diperintahkan untuk dikosoongkan – mengatakan fasilitas tersebut tidak akan dikosongkan selama masih ada pasien yang membutuhkan perawatan medis.
Ada yang menjalani operasi, termasuk perempuan yang melahirkan melalui operasi caesar.
“Ke mana orang-orang ini akan pergi?” katanya kepada CNN. “Jika evakuasi terjadi, tidak akan ada lagi yang bisa memberikan layanan kesehatan,” imbuhnya.