Ini Tiga Strategi Pemerintah Berantas Aksi Terorisme di Indonesia
Terpidana bom Bali Umar Patek (Foto: Istimewa)

Bagikan:

JAKARTA – Dubes RI untuk Austria merangkap Slovenia dan Organisasi Internasional di Wina Darmansjah Djumala mengaku prihatin dengan aksi teror yang terjadi di Mabes Polri baru-baru ini. Dia menyebut bahwa kejadian tersebut merupakan bentuk aksi terorisme yang harus ditangani secara tepat.

Sebagai seorang diplomat, Darmansjah mengaku pemerintah sebenarnya telah memiliki tiga kerangka acuan dalam menanggulangi tindakan teror dan aksi terorisme di Tanah Air.

Pertama, adalah preventive approaches yang merupakan upaya pencegahan sebelum terjadinya kejadian yang tidak diinginkan.

Preventive approaches ini bisa dilakukan oleh dua unsur, yakni pemerintah dan nonpemerintah. Untuk nonpemerintah bisa dengan memperbesar peran pemuka agama untuk menyebarkan nilai-nilai yang benar dan positif agar tidak terjadi kesalahan penafsiran dalam memahami ajaran agama,” ujarnya dalam webinar bertajuk Jihad Vs Terror, Sabtu, 3 April.

Kedua, kata Darmansjah, adalah operasi penindakan saat aksi teror itu tengah berlangsung.

“Jika tahapan ini terjadi maka preventive approaches yang tadi saya sebutkan tidak berjalan dengan maksimal karena sudah terjadi aksi teror atau penanganan terhadap potensi aksi teror,” tuturnya.

Adapun, yang ketiga merupakan rehabilitasi. Pada cara ini, Darmansjah menjelaskan bahwa rehabilitasi dimaksudkan bertujuan untuk mengikis doktrin radikalisme yang ada pada para pelaku teror dengan cara memberikan pemahaman yang benar.

Pada tahapan ini, contoh nyata keberhasilan program rehabilitasi bisa dilihat pada terpidana bom Bali Umar Patek yang menyadari bahwa aksinya di masa lampau merupakan sebuah perbuatan yang keliru.

Seperti diberitakan VOI sebelumnya, pada 31 Maret lalu telah terjadi aksi teror di kompleks Mabes Polri, Jakarta berupa penyerangan oleh seorang wanita dengan menggunakan senjata api.

Wanita yang diduga teroris itu sempat mengarahkan senjata yang dikuasainya ke arah polisi sebelum akhirnya berhasil dilumpuhkan oleh petugas.

Sontak kejadian tersebut membuat publik di dalam negeri kembali mengingat betapa pentingnya langkah-langkah preventif guna menangkal dan memberantas paham radikalisme yang ada di masyarakat.