Moeldoko: Tidak Ada Tempat untuk Bersembunyi Bagi Pelaku Terorisme
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko (ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyebut Presiden Joko Widodo memerintahkan Kapolri, Panglima TNI, dan Badan Intelijen Negara untuk berkoordinasi meningkatkan kewaspadaan atas aksi terorisme.

Hal ini dilakukan untuk menjamin negara hadir untuk memastikan keamanan seluruh rakyat Indonesia dari rasa takut atas serangan teror yang terjadi di Gereja Katedral Makassar dan Mabes Polri.

Moeldoko menyebut, pemerintah telah memiliki perangkat hukum dan strategi yang lengkap untuk membongkar sel teror hingga ke akar-akarnya, termasuk  melalui pendekatan hard approach. 

"Jadi, tidak ada tempat untuk bersembunyi bagi seluruh pihak yang terlibat dalam aksi terorisme di Indonesia, seluruhnya akan dibongkar," kata Moeldoko dalam keterangannya, Kamis, 1 April.

Dengan begitu, kata dia, upaya penegakan hukum akan dilaksanakan dengan tegas, adli dan seefektif mungkin;

Moeldoko menyebut terorisme adalah musuh bersama seluruh rakyat Indonesia. Dia mengimbau masyarakat untuk saling menjaga satu sama lain, tetap waspada dan tenang, serta membantu aparat penegak hukum bila memiliki informasi maupun keterangan terkait aksi terorisme.

"Ancaman terorisme adalah nyata, dekat, dan berbahaya, sehingga dihimbau untuk menghentikan opini-opini konspirasi yang tidak berdasar, tidak bertanggung jawab dan justru memperkeruh situasi," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, aksi teror yang terjadi di Mabes Polri Jakarta itu dilakukan oleh terduga teroris berinisial ZA. Perempuan berusia 25 tahun itu masuk ke Mabes Polri sekitar pukul 16.30 WIB.

Saat itu, dia berpura-pura bertanya mengenai posisi kantor Pos. Setelahnya dia kembali ke pos penjagaan. Tak berapa lama, ZA melepaskan enam tembakan ke arah petugas sebelum akhirnya dilumpuhkan.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyebut ZA berideologi ISIS. Hal ini diketahui dari postingan terakhirnya di akun Instagram miliknya.

"Yang bersangkutan ini adalah tersangka atau pelaku lone wolf berideologi ISIS. Yang bersangkutan dengan postingan yang bersangkutan di sosial media," kata Jenderal Listyo Sigit kepada wartawan, Rabu, 31 Maret.

Dari penelusuran akun Instagram ZA, ditemukan postingan bendera ISIS. "Yang bersangkutan memiliki Instagram baru dibuat atau pun diposting 21 jam lalu, di mana di dalamnya ada bendera ISIS dan ada tulisan bagaimana perjuangan jihad," sambungnya.