JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan, dirinya tidak yakin perang habis-habisan akan terjadi di Timur Tengah, dengan Israel mempertimbangkan opsi pembalasan setelah serangan rudal Iran.
Namun, Presiden Biden mengatakan lebih banyak yang perlu dilakukan untuk menghindari perang di Timur Tengah, karena militer Israel menyerang Beirut dengan serangan udara baru dalam pertempurannya melawan kelompok bersenjata Lebanon, Hizbullah.
Ketika ditanya oleh wartawan di Washington pada hari Kamis seberapa yakinnya dia bahwa perang semacam itu dapat dihindari, Presiden Biden berkata, "Seberapa yakin Anda bahwa itu tidak akan terjadi? Begini, saya tidak percaya akan ada perang habis-habisan. Saya pikir kita dapat menghindarinya," katanya, melansir Reuters 4 Oktober.
"Tetapi masih banyak yang harus dilakukan, masih banyak yang harus dilakukan," lanjut Presiden Biden.
Sementara Amerika Serikat, Uni Eropa dan sekutu lainnya telah menyerukan gencatan senjata segera selama 21 hari dalam konflik Israel-Lebanon, Presiden Biden mengatakan AS sedang berdiskusi dengan Israel mengenai pilihannya untuk menanggapi serangan Teheran, yang termasuk serangan Israel terhadap fasilitas minyak Iran.
"Kami sedang mendiskusikan itu," kata Biden kepada wartawan.
Namun, Presiden Biden menambahkan: "Tidak akan ada yang terjadi hari ini."
Ketika ditanya kemudian apakah dia mendesak Israel untuk tidak menyerang instalasi minyak Iran, Presiden Biden mengatakan dia tidak akan membahas negosiasi di muka umum.
Pada Hari Rabu, Presiden Biden mengatakan dia tidak akan mendukung serangan Israel terhadap situs nuklir Iran.
Sementara, Duta Besar Israel untuk PBB Danny Danon mengatakan kepada CNN pada Hari Kamis, negaranya memiliki "banyak pilihan" untuk melakukan pembalasan dan akan menunjukkan kekuatannya kepada Teheran "segera".
Seorang pejabat AS mengatakan Washington tidak yakin Israel telah memutuskan bagaimana menanggapi Iran.
Diketahui, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berjanji Iran akan membayar serangan rudal Hari Selasa, sementara Washington mengatakan akan bekerja sama dengan sekutu lamanya untuk memastikan Iran menghadapi "konsekuensi yang berat."
Sedangkan Presiden Iran Masoud Pezeshkian saat berbicara di Doha, Qatar mengatakan pada Hari Kamis, Teheran akan siap untuk menanggapi.
"Setiap jenis serangan militer, tindakan teroris, atau melewati batas merah kami akan ditanggapi dengan tanggapan yang tegas oleh angkatan bersenjata kami," katanya.
BACA JUGA:
Diketahui, Israel mengatakan operasinya di Lebanon bertujuan untuk memungkinkan puluhan ribu warganya kembali ke rumah setelah pemboman Hizbullah selama perang Gaza memaksa mereka mengungsi dari wilayah utara.
Lebih dari 1,2 juta warga Lebanon telah mengungsi akibat serangan Israel, dan hampir 2.000 orang telah tewas sejak dimulainya serangan Israel di Lebanon sejak tahun lalu, sebagian besar dari mereka dalam dua minggu terakhir, kata otoritas Lebanon.
Pada Hari Jumat pagi, Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan 27 orang tewas dan 151 orang terluka pada hari sebelumnya.