JAKARTA - Bakal calon Wakil Gubernur Jakarta nomor urut 3 Rano Karno mengaku lebih memilih konsep debat Pilgub Jakarta dengan saling sanggah antarkandidat tanpa disela atau dipotong moderator.
Hal ini diungkapkan Rano saat merespons persiapan debat perdana Pilkada Jakarta yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta pada Minggu, 6 Oktober mendatang.
"Debat itu kan paling enak kalau kita bak-bek-bak-bek. Kalau ini (disela moderator), ah, bukan debat namanya itu," kata Rano ditemui di Kedoya, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Selasa, 1 Oktober.
Selain itu, cawagub yang diusung PDIP dan Partai Hanura ini juga menyoroti pembagian waktu debat tiap segmen yang dibatasi dengan durasi pendek.
"Yang paling bahasanya paling problem itu kan durasinya pendek. Nggak lebih dari 4 menit. Apa yang mau dibicarakan 4 menit. Jadi buat saya sebagai sebuah tontonan akan terganggu ritme," jelas Rano.
Rano menyebut dirinya dan Pramono Anung hanya perlu berlatih menjelaskan program mereka sesuai durasi waktu pemaparan yang ditetapkan KPU dalam debat nanti.
BACA JUGA:
Di satu sisi, Rano Karno mengaku tidak memiliki persiapan khusus dalam menghadapi debat. Sebab, menurut pria yang akrab disapa Bang Doel itu, materi debat yang akan disampaikan merupakan pemaparan visi misi dan gagasan kandidat masing-masing dalam membangun Jakarta.
"Belum ada persiapan khusus. Biasa-biasa aja. Debat tuh kan artinya dengan program. Pasti program kita begini, program dia bagaimana, nanti kita debatkan. Mana yang kira-kira yang feasible. Sebetulnya seperti itu aja," jelas Rano.
Bagi Rano, kegiatan debat calon kepala daerah sudah ia jalankan beberapa kali, mulai dari pemilihan calon Bupati-Wakil Bupati Tangerang, dan saat mengikuti pilkada calon Gubernur-Wakil Gubernur Banten sebelumnya.
"Buat saya, debat ini mulai dari 2007 udah berdebat. Artinya, di pilkada dulu kan wakil gupati, wakil gubernur, gubernur. Jadi, buat saya debat itu udah biasa," ucap Rano.