Bagikan:

JAKARTA - Komisi Eropa berencana mengumumkan pinjaman sebesar 35 miliar euro (39 miliar dollar AS/ Rp591 triliun) ke Ukraina.

Dilansir Reuters, Jumat, 20 September, pinjaman ini sebagai bagian dari skema G7 untuk mengumpulkan 50 miliar dollar AS sebagai keuntungan masa depan dari aset negara Rusia yang dibekukan.

Diberitakan sebelumnya, sebanyak 160 juta euro (sekitar Rp2,7 triliun) dari hasil bunga aset Rusia yang dibekukan akan dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan kemanusiaan mendesak Ukraina pada musim dingin ini.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menjelaskan suntikan dana tunai, Uni Eropa juga akan membantu perbaikan dan ekspor tambahan.

Sementara Badan Energi Internasional, dilansir Reuters, Kamis, 19 September, mengatakan Ukraina mungkin menghadapi kekurangan 6 GW pada musim dingin ini karena puncak permintaan listrik meningkat.

Pembangkit listrik berbahan bakar minyak sedang dibongkar di Lituania dan akan dibangun kembali di Ukraina, di mana 80 persen pembangkit listrik tenaga panas di negara tersebut telah hancur. Sepertiga pembangkit listrik tenaga air di Ukraina juga padam.

“Kami bertujuan untuk memulihkan kapasitas sebesar 2,5 GW, yang merupakan 15 persen dari kebutuhan Ukraina,” kata Von der Leyen, mengacu pada perbaikan.

Selain itu, UE akan meningkatkan ekspor untuk memasok 2 GW listrik ke Ukraina.