Bagikan:

JAKARTA - Wabah cacar monyet di Afrika masih belum terkendali, kata Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika (CDC Afrika) memperingatkan pada Hari Kamis, seraya menambahkan kasus masih meningkat di beberapa negara.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan wabah penyakit mpox baru-baru ini sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional setelah varian baru diidentifikasi.

Negara-negara di Benua Afrika berjuang untuk menanggapi wabah besar lainnya yang muncul setelah pandemi COVID-19, yang mengekspos sistem kesehatan yang lemah yang tidak siap menghadapi krisis kesehatan masyarakat yang besar.

Jumlah kasus mpox di Afrika telah melonjak 177 persen, sementara kematian akibatnya telah meningkat 38,5 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, menurut data CDC Afrika.

"Kita dapat mengatakan hari ini bahwa mpox belum terkendali di Afrika. Kita masih memiliki peningkatan kasus yang mengkhawatirkan bagi kita semua," jelas Direktur Jenderal CDC Afrika Jean Kaseya dalam pengarahan mingguan, dilansir dari Reuters 20 September.

Dalam satu minggu, 2.912 kasus baru dilaporkan dibandingkan dengan minggu sebelumnya, termasuk negara baru, Maroko, tempat kasus dilaporkan, mengonfirmasi penyebaran penyakit di keempat wilayah benua tersebut.

CDC Afrika mengatakan, sejauh ini 15 dari 55 negara anggota Uni Afrika telah melaporkan kasus mpox.

"Kami masih memiliki orang yang meninggal karena mpox di Afrika. Dalam satu minggu, kami kehilangan 14 orang," tambah Kaseya.

Ditambahkan olehnya, di beberapa negara, seperti Kamerun dan Republik Demokratik Kongo, dua jenis penyakit tersebut beredar. Tetapi, karena sistem pengawasan dan pengujian tidak cukup kuat, mustahil untuk mengetahui apakah itu terjadi di negara lain.

Kaseya juga mengatakan, Rwanda telah memulai kampanye vaksinasi, sementara Republik Demokratik Kongo, episentrum wabah, akan memulai vaksinasi pada awal Oktober.