Pimpinan DPR Ingatkan WNI di AS Melapor jika Mendapat Tindakan Rasis
Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin (Foto: Instagram Azissyamsuddin)

Bagikan:

JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin, mengecam tindakan rasis terhadap masyarakat Asia di Amerika Serikat yang mengakibatkan dua orang warga negara Indonesia (WNI) di Philadelphia menjadi korban kekerasan verbal dan fisik.

"Kondisi ini telah memberikan rasa takut dan kecemasan bagi WNI dan masyarakat Asia lainnya yang tinggal dan menetap di Amerika Serikat," ujar Azis Syamsuddin, Selasa, 30 Maret.

Azis mengingatkan kepada WNI di Negeri Paman Sam untuk meningkatkan kewaspadaan, serta aktif melaporkan bila mendapatkan tindakan rasis. Baik yang dilakukan secara lisan hingga penyerangan yang menyebabkan luka fisik. 

"Apa pun kondisi dan situasinya aksi kekerasan tidak dibenarkan," tegas politikus Golkar itu.

DPR, kata Azis, juga telah mendorong Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) dan Konsulat Jendral Republik Indonesia (KJRI) di Amerika Serikat untuk memberikan imbauan agar WNI berhati-hati. Mengingat kondisi Amerika Serikat yang masih belum kondusif di tengah pandemi COVID-19.

"Atensi juga kita sampaikan kepada Kementerian Luar Negeri melalui Direktorat Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia agar segera bergerak, memberikan perlindungan dan bantuan hukum bagi WNI yang mengalami tindakan kekerasan tersebut," jelas Azis.

 

Sebelumnya, tindakan rasis terhadap masyarakat Asia di Amerika Serikat membuat dua orang warga negara Indonesia atau WNI di Philadelphia, Amerika Serikat mengalami gangguan hingga pemukulan.

Berdasarkan rilis Philadelphia Indonesian Community yang diunggah akun Twitter Damar Juniarto, @Damarjuniarto, dua remaja komunitas Philadelphia Indonesian Community mengalami tindak kejahatan di Stasiun Septa di City Hall pada Minggu malam, 21 Maret, oleh 5 orang  remaja.

"Kedua remaja asal Indonesia sedang menunggu kereta, dan kemudian didorong, ditampar, dan dipukul oleh grup remaja lainnya," demikian tertulis dalam rilis, 27 Maret.

Rilis tersebut menuliskan tidak ada satu pun penumpang lainnya yang berada di stasiun menolong dua remaja Indonesia kecuali seorang laki-laki asal Indonesia yang kebetulan sedang berada di stasiun, dan akhirnya merekam kejahatan itu.