Bagikan:

JAKARTA - Setali dengan meluasnya pandemi COVID-19, solidaritas pun terjalin antarmanusia di seluruh dunia. Gerakan gotong royong dan saling membantu dilakukan untuk melawan musuh bersama bernama virus corona. Salah satunya dilakukan para pemilik properti yang tergabung dalam penyedia jasa daring, Airbnb di Inggris.

Sekali pun para pemilik properti Airbnb mengalami kerugian besar akibat pandemi COVID-19, hal itu tak mengurungkan niat mereka untuk membantu sesama. Seperti dilansir Reuters, Minggu, 29 Maret, pemilik properti di Airbnb akan menyediakan kamar gratis bagi pekerja di National Health Service (NHS) Inggris yang berada di garda terdepan melawan laju COVID-19. Terhitung, hampir 1.500 tempat tinggal telah disediakan.

Direktur Kebijakan Publik di Airbnb, Patrick Robinson mengatakan, upaya tersebut dilakukan guna mendukung pemerintah Inggris yang tengah berupaya meningkatkan layanan kesehatan untuk menghadapi krisis yang disebabkan oleh COVID-19. Langkah tersebut meliputi mendirikan rumah sakit sementara di tempat Olimpiade serta mengubah taman hiburan menjadi fasilitas pengujian bagi petugas kesehatan.

“Dengan bekerja sama, kami dapat memastikan bahwa pekerja yang berada di garda terdepan dapat menemukan tempat yang bebas dan nyaman untuk mereka tinggal saat melakukan agenda perjuangan melawan COVID-19,” kata Patrick Robinson.

Bahkan, Airbnb telah melakukan skema serupa di Italia dan Prancis sebagai respons terhadap pandemi COVID-19. Menariknya lagi, tujuan dari Airbnb ialah dapat menampung sampai seratus ribu tenaga kesehatan dan mereka yang berjuang di garda terdepan di seluruh dunia selama COVID-19.

Tak hanya itu, Airbnb pun telah melakukan upaya lain berupa penangguhan kegiatan pemasaran untuk menghemat biaya, serta mereka yang berada di jajaran eksekutif telah mengambil sikap berupa pemotongan gaji saat perusahaan tersebut berjuang di tengah penurunan omzet usaha.

Langkah tersebut patut diapresiasi. Apalagi kalau dilirik beberapa bulan ke belakang, ketika pemesanan di Airbnb pada kota-kota besar di seluruh dunia mengalami penurunan omzet karena para pelancong yang membatalkan perjalanan dan memilih tinggal di rumah guna menerapkan physical distancing.