Bagikan:

JAKARTA - Aksi protes dokter muda India buntut kasus dokter magang diperkosa hingga tewas di aula seminar Sekolah Tinggi Kedokteran Rumah Sakit (RS) RG Kar Kolkata di Benggala Barat (Bengal) telah berlangsung selama 33 hari.

Mengutip Hindustan Times, Rabu 11 September, massa aksi baru saja menolak ajakan diskusi Kepala Menteri Bengal Mamata Banerjee untuk membahas tuntutan dokter muda demi menyelesaikan kebuntuan yang terjadi.

Dokter muda yang menggelar aksi protes dengan mogok kerja ini mendesak terwujudnya keadilan terhadap dokter magang yang diperkosa hingga tewas di RS milik pemerintah di Bengal yakni Sekolah Tinggi Kedokteran RS RG Kar Kolkata pada Jumat 9 Agustus 2024 dini hari.

Usai menolak undangan Mamata Banerjee, massa dokter kini diajak berunding di Sekretariat Negara Bagian Bengal.

Pemerintah daerah Bengal mengundang 12-15 perwakilan dokter muda peserta aksi protes untuk diskusi di sekretariat 'Nabanna' paling lambat pukul 6 sore ini waktu setempat.

Di satu sisi, Mahkamah Agung (MA) India menginstruksikan agar dokter muda yang terlibat dalam aksi protes mogok kerja kembali bertugas mulai Selasa 10 September kemarin. MA mengancam bagi yang tidak mengindahkan perintah akan menghadapi kerugian.

Dalam kasus ini, kepolisan India telah menetapkan seorang polisi sipil bernama Sanjay Roy sebagai tersangka pemerkosaan hingga tewas dokter magang di Sekolah Tinggi Kedokteran RS RG Kar Kolkata.

Sementara mantan Kepala Sekolah Tinggi Kedokteran RS RG Kar Kolkata, Sandip Ghosh diduga juga terkait dalam perkara ini.

Sekolah Tinggi Kedokteran RS RG Kar Kolkata di bawah kepemimpinan Sandip saat menghadapi kasus terbunuhnya dokter magang ini sempat menginformasikan korban bunuh diri.

Sandip saat ini juga sedang menjalani masa tahanan yudisial hingga 23 September. Penahanannya itu terkait pengusutan intelijen India atau CBI atas kasus dugaan penyimpangan keuangan di Sekolah Tinggi Kedokteran RS RG Kar Kolkata, termasuk penjualan mayat.