Bagikan:

JAKARTA - Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla merespons sejumlah warga Jakarta yang menolak Ridwan Kamil menjadi calon Gubernur Jakarta.

Sejumlah warga menyuarakan penolakan kedatangan bakal cagub dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus itu dalam beberapa kunjungannya ke wilayah.

Menurut JK, penolakan dukungan itu adalah hal biasa, terutama pada kandidat pemilihan, baik itu pemilu maupun pilkada.

"Ya itulah pemilu, pilkada, ada yang pro ada yang kontra. Itu biasa saja. Ada yang menolak ada yang menerima," ucap JK di kediamannya, Jalan Brawijaya Raya, Jakarta Selatan, Senin, 9 September malam.

Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) ini pun menyarankan agar masyarakat memilih pasangan cagub-cawagub yang gagasannya sesuai dengan aspirasi. "Ya, jadi pilih yang terbaik aja," ucap JK.

Lebih lanjut, JK juga mengomentari gerakan coblos 3 paslon. Gerakan ini dilatarbelakangi oleh sosok ketiga bakal cagub-cawagub Jakarta yang tak sesuai dengan kemauan sekelompok masyarakat, utamanya pendukung Anies Baswedan.

"Tentunya sebaiknya masyarakat memilih yang terbaik, lah. Jangan emosi, lah. Bahwa itu ada emosi, pasti. Tetapi saya kira kalau nanti lihat bagaimana beliau (cagub-cawagub) memberikan wawasan gagasan, orang akan memilih sendiri," jelas JK.

Momen penolakan sejumlah warga kepada Ridwan Kamil terjadi dua kali dalam beberapa waktu terakhir. Pada 1 September lalu, RK disoraki saat menghadiri cara Haul di makam Mbah Priok, Jakarta Utara.

Momentum ini direkam dalam video dan viral di media sosial. Dalam video tersebut, sejumlah warga menyoraki RK dan memintanya turun.

Kemudian pada 6 September lalu, sekelompok masyarakat dari Forum Betawi Rempug (FBR) menolak kehadiran RK saat menyambangi kantor Bamus Betawi.