Bagikan:

JAKARTA - Sebanyak 25 narapidana Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Cipinang mengikuti kegiatan membatik pada Kamis, 5 September.

Pembinaan pelatihan ini dilakukan agar para narapidana setelah bebas mendapatkan bekal keahlian untuk melanjutkan hidupnya di lingkungan masyarakat, dan tidak melakukan tindakan yang melanggar hukum.

"Awalnya belum bisa, tapi belajar baru dua hari langsung coba (membatik). Baru kali ini membatik. Awalnya sulit juga, sekarang sudah lancar," kata salah satu narapidana kasus narkoba berinisial IK kepada wartawan, Kamis, 5 September.

Selain itu, kegiatan membatik kain dengan metode batik tulis dan cap yang dibuat langsung oleh puluhan narapidana juga akan dipamerkan pada peringatan Hari Batik Nasional, pekan depan.

"Harus dinikmati (membatik), kegiatan ini mencari kesibukan," ucapnya.

Pria yang divonis 7 tahun atas kasus narkoba ini mengaku akan bebas dari Lapas pada tahun depan.

"Tahun depan pulang (bebas dari Lapas). Saya harap keahlian membatik ini dapat diterapkan di luar nanti setelah bebas," ujarnya.

Kepala Lapas Kelas I Cipinang, Enget Prayer Manik mengatakan, pelatihan membatik merupakan hasil kolaborasi dengan Yayasan Batik Indonesia dan Kementerian Perindustrian.

"Ini upaya memperkuat struktur industri nasional dengan menciptakan wirausaha baru dan meningkatkan daya saing IKM (industri kecil menengah)," ujar Enget kepada wartawan, Kamis, 5 September.

Rencananya dalam waktu dekat, hasil batik tulis dan cap khas Lapas Kelas I Cipinang akan dipasarkan ke masyarakat.

"Ini juga perwujudan tiga pilar utama di dalam membangun narapidana menjadi manusia mandiri. Ketiga pilar ialah masyarakat, petugas pemasyarakatan, dan narapidana," ucapnya.