NTT - Kepolisian Resor (Polres) Manggarai Barat di Nusa Tenggara Timur (NTT) melakukan penyelidikan peristiwa kapal cepat (speedboat) yang meledak saat berlabuh di perairan Pulau Bajo pada 30 Agustus 2024.
"Dua orang saksi kami periksa yakni seorang nakhoda dan manajer speedboat Ocean Queen," kata Kepala Satuan (Kasat) Polisi Air dan Udara (Polairud) Polres Manggarai Barat AKP I Wayan Merta dalam keterangan yang diterima di Kupang, Kamis.
Ia menambahkan penyelidikan akan terus berlanjut untuk mengumpulkan data melalui keterangan saksi.
Pihaknya juga akan meminta keterangan langsung dari korban terkait peristiwa ledakan speedboat yang berukuran 16 Gross Tonnage (GT) itu.
"Namun untuk sementara korban belum bisa dimintai keterangan karena masih menjalani perawatan medis di rumah sakit," jelasnya.
Ia juga mengungkapkan peristiwa naas itu terjadi pada Jumat (30/8/2024) malam dan saat itu speedboat bernama Ocean Queen meledak saat tengah berlabuh di perairan Pulau Bajo.
Lokasi kejadian berada di sebelah barat Pulau Flores pada titik koordinat 8°08°29'337"LS - 119°52'363"BT tepatnya di perairan Pulau Bajo, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat.
"Ledakan itu menyebabkan speedboat mengalami kerusakan yang cukup parah hingga mengakibatkan bangunan atas terpental dan jatuh ke bagian samping kapal yang mengakibatkan kapal miring dan tenggelam pada kedalaman lima sampai enam meter, kerugian ditaksir mencapai Rp5 milyar," ungkapnya.
Lebih lanjut, akibat kejadian itu seorang anak buah kapal (ABK) di Speedboat Ocean Queen menjadi korban dan mengalami luka bakar serius akibat ledakan tersebut.
"Satu orang ABK mengalami luka bakar sekitar 20 persen, korban berhasil diselamatkan dan dievakuasi ke Rumah Sakit Siloam Labuan Bajo untuk dilakukan tindakan medis," ujarnya.
BACA JUGA:
Usai kejadian, lanjut dia, Polres Manggarai Barat, Lanal Labuan Bajo, KSOP Labuan Bajo, Basarnas, dan unsur tanggap darurat lainnya di Labuan Bajo langsung dikerahkan ke lokasi kejadian.
Unit Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (INAFIS) dan Unit Jibom Detasemen Gegana Brimob Labuan Bajo juga dikerahkan untuk mengindentifikasi adanya bahan peledak.
"Kami melakukan penyisiran dan pencarian di tempat kejadian, tujuannya memastikan tidak ada area yang terlewat dalam upaya penyelamatan ini dan Tim Jibom Brimob dan Indentifikasi Polri ikut diturunkan, namun tidak ditemukan bahan peledak," katanya.
Dugaan sementara, lanjut dia, ledakan kapal cepat itu terjadi akibat tersulut api rokok sebab genset dan mesin speedboat saat kejadian dalam kondisi mati.
"Tidak ada kepulan asap dalam ledakan itu, dugaan awal penyebab adalah akumulasi uap mudah terbakar yang kemungkinan dipicu oleh rokok," tandasnya.