JAKARTA - Polisi Tunisia menangkap calon presiden Ayachi Zammel. Penangkapan ini di tengah meningkatnya kekhawatiran di antara kelompok-kelompok hak asasi manusia dan oposisi pesaing utama Presiden Kais Saied akan dikeluarkan dari persaingan Pilpres.
KPU Tunisia bersiap untuk mengumumkan pada Senin, 2 September, kandidat yang diterima untuk pemilihan presiden yang dijadwalkan pada 6 Oktober.
Mahdi Abdel Jawad mengatakan polisi menangkap Zammel di rumahnya sekitar pukul 3.00 pagi karena dicurigai memalsukan dukungan populer.
“Masalah ini menjadi tidak masuk akal dan bertujuan untuk mengeluarkannya dari pemilihan,” kata Mahdi dilansir Reuters.
KPU dan kementerian dalam negeri tidak memberikan tanggapan.
Pekan lalu, Pengadilan Tata Usaha Negara, badan peradilan tertinggi yang mengadili sengketa pemilu, mengembalikan tiga kandidat terkemuka, Mondher Znaidi, AbdelLatif Mekki dan Imed Daimi, ke persaingan pemilihan setelah komisi pemilihan umum menolak pengajuan pencalonan mereka.
Mereka bergabung dengan kandidat yang diterima, Ayachi Zammel, Zouhair Maghzaoui, dan Saied, presiden saat ini.
Namun, kepala komisi pemilihan Farouk Bouasker mengatakan pihaknya akan mempelajari keputusan Pengadilan Tata Usaha Negara dan keputusan pengadilan lainnya terhadap para kandidat sebelum mengeluarkan daftar akhir.
BACA JUGA:
Posisi Bouasker memicu kemarahan yang meluas di kalangan kelompok hak asasi manusia dan politisi, yang menyatakan kekhawatiran mereka pernyataan itu merupakan sinyal yang jelas yang menunjukkan pengecualian ketiga kandidat dari perlombaan.
Mereka mengatakan komisi tersebut tidak lagi independen dan satu-satunya tujuannya adalah untuk memastikan kemenangan mudah bagi Saied.
KPU Tunisia tersebut membantah tuduhan ini dan mengatakan mereka netral.