Bagikan:

JAKARTA - Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Hendry Ch Bangun, menekankan pentingnya penyelenggaraan Pilkada Aceh berlangsung secara damai dan tanpa konflik. Pernyataan ini disampaikan Hendry saat bertemu dengan mantan Wakil Gubernur Aceh, Muhammad Nazar, di Kantor PWI, Kebon Sirih, Jakarta, Senin, 2 September.

Hendry Ch Bangun menegaskan, PWI sebagai organisasi tidak memiliki kepentingan politik dalam Pilkada Aceh. Namun, PWI sangat berkepentingan agar proses demokrasi di Aceh berlangsung aman dan damai. "Kami berharap Pilkada Aceh berjalan tanpa konflik horizontal di antara masyarakat yang merasa tidak terwakili oleh kedua calon," ujar Hendry Ch Bangun.

Hendry juga menyatakan bahwa PWI mendukung semua yang terbaik bagi rakyat Aceh. "PWI tidak memiliki masalah personal dengan Pilkada Aceh. Kami mendukung apa pun yang menjadi pilihan terbaik bagi masyarakat Aceh," tambahnya.

Sementara itu, Muhammad Nazar mengungkapkan kekecewaannya terhadap proses demokrasi di Aceh. Menurut Nazar, ruang demokrasi di Aceh saat ini tidak terbuka lebar. Ia awalnya berencana maju melalui jalur independen, namun terkendala waktu untuk mengumpulkan dukungan KTP yang cukup.

"Saya mencoba melakukan pendekatan dengan berbagai partai politik," kata Muhammad Nazar. Namun, upayanya tidak berhasil hingga masa pendaftaran calon di KPU berakhir. Nazar berencana menempuh jalur hukum, termasuk mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK), untuk memperpanjang waktu pendaftaran Pilkada Aceh.

"Perjuangan ini bukan demi kepentingan pribadi, tetapi demi terwujudnya demokrasi yang lebih baik di Aceh," tandas Muhammad Nazar.

Dengan fokus pada penyelenggaraan Pilkada Aceh yang damai dan partisipasi demokratis, Ketua Umum PWI Hendry Ch Bangun dan Muhammad Nazar berharap Aceh dapat memberikan contoh positif dalam pelaksanaan demokrasi di Indonesia.