Bagikan:

JAKARTA - Anies Baswedan mengaku dirinya merasa sulit untuk bergabung menjadi kader partai politik (parpol) yang ada saat ini. Meskipun, bisa dibilang salah satu hambatannya maju dalam pilkada karena ia enggan masuk parpol.

Anies ragu, jika dirinya masuk parpol, langkah politiknya bisa saja tersandera dengan pihak-pihak yang berkuasa. Sehingga, Anies terancam tak bebas dalam mengekspresikan hak politiknya.

"Begini, kalau masuk partai, pertanyannya partai mana yang sekarang tidak tersandera oleh kekuasaan? Jangankan dimasuki, mencalonkan saja terancam. Agak berisiko juga bagi yang mengusulkan. Jadi, ini adalah sebuah kenyataan nih," ungkap Anies dalam keterangan video, Jumat, 30 Agustus.

Di satu sisi, Anies membuka peluang untuk mendirikan partai politik baru. Ia mengaku hal ini didasarkan dari usulan sejumlah pihak padanya. Anies masih akan mempertimbangkan apakah akan membentuk parpol atau sebatas organisasi masyarakat (ormas).

"Bila untuk mengumpulkan semua semangat perubahan yang sekarang makin hari makin terasa besar, dan itu menjadi sebuah kekuatan, diperlukan menjadi gerakan, maka membangun ormas atau membangun partai baru, mungkin itu jalan yang akan kami tempuh. Kita lihat sama-sama ke depan," ucap Anies.

Anies meminta semua pihak untuk menunggu keputusan soal opsi mendirikan partai yang nenurutnya bida menjadi wadah bagi para penggerak demokrasi yang lebih sehat, serta politik yang mengedepankan gagasan.

"Semoga tidak terlalu lama lagi kita bisa mewujudkan langkah-langkah konkret untuk bisa mewadahi gerakan yang sekarang ini makin hari makin membesar," tuturnya.

Dinamika pencalonan di Pilkada 2024 tampak naik turun, terlebih jelang berakhirnya masa pendaftaran pasangan calon kepala daerah.

Peluang Anies maju diusung PDI Perjuangan (PDIP) di Pilgub Jakarta setelah ditinggal oleh NasDem, PKB, dan PKS, ternyata tak berbuah. PDIP mencalonkan kadernya, Pramono Anung-Rano Karno yang mendaftar ke KPU DKI Jakarta pada Rabu, 28 Agustus.

Belakangan, PDIP menawarkan Anies untuk maju Pilgub Jawa Barat (Jabar), setelah batal mengusungnya di Pilgub Jakarta. Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Jabar sempat mengungkap Anies akan dipasangkan oleh Ono Surono.

Sempat berkembang juga rumor Anies telah berangkat ke Bandung, Jawa Barat untuk mendaftar bersama PDIP. Lalu, dua jam sebelum masa pendaftaran ditutup, Anies, lewat juru bicaranya, mengumumkan batal mencalonkan diri di Pilkada Jabar. Hingga ditutupnya masa pendaftaran, Anies ternyata tetap berada di Jakarta.

Anies mengaku tak mengambil kesempatan menjadi calon Gubernur Jabar karena sebelumnya tak mendapat aspirasi dari masyarakat untuk memimpin selain di Jakarta.