Bagikan:

JAKARTA - Gunung Semeru di Jawa Timur (Jatim) kembali erupsi beberapa kali dengan letusan hingga ketinggian 300 meter di atas puncak pada Rabu 28 Agustus.

Erupsi pertama terjadi pada pukul 01.33 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 200 meter di atas puncak atau 3.876 meter di atas permukaan laut (mdlp).

"Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya dan barat. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 102 detik," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Ghufron Alwi dalam keterangan tertulis, Rabu 28 Agustus, disitat Antara.

Kemudian erupsi kedua terjadi pukul 02.28 WIB dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 300 meter di atas puncak dan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya dan barat.

"Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 107 detik," katanya.

Selanjutnya Gunung Semeru kembali erupsi pada pukul 03.47 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 200 meter di atas puncak atau 3.876 meter di atas permukaan laut.

"Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 117 detik," ujarnya.

Ghufron menjelaskan status Gunung Semeru pada Level II atau Waspada, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi, yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 8 kilometer dari puncak (pusat erupsi).

Kemudian di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 km dari puncak.

Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga km dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

Selain itu perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.