Bagikan:

JAKARTA - Asosiasi medis Korea Selatan memperingatkan pada Hari Jumat bahwa lonjakan kasus COVID-19 dan aksi mogok yang sedang berlangsung oleh dokter magang, dapat melumpuhkan ruang gawat darurat rumah sakit bulan depan pada saat banyak dokter juga akan libur karena hari libur umum.

Namun, pemerintah membantah risiko penutupan UGD yang disebutkan oleh Asosiasi Medis Korea (KMA), mengatakan mereka memberikan dukungan tambahan jika diperlukan.

Ribuan dokter magang, termasuk dokter magang dan dokter residen, mogok kerja pada bulan Februari untuk memprotes rencana untuk menambah jumlah mahasiswa kedokteran sebanyak 2.000 per tahun, untuk memenuhi apa yang diproyeksikan oleh pihak berwenang akan menjadi kekurangan dokter yang parah.

Rumah sakit yang mengandalkan dokter magang di berbagai disiplin medis harus menolak pasien di ruang gawat darurat, dengan alasan kekurangan staf, sementara dokter yang ada mengalami beban kerja yang lebih berat, kata pemerintah.

KMA, yang mewakili para dokter yang berpraktik mengatakan, semakin banyak dokter UGD di rumah sakit universitas yang mengundurkan diri karena terlalu banyak bekerja dan takut menghadapi tuntutan hukum malapraktik yang diperparah oleh kelelahan.

"Pada Bulan September, saat gelombang kasus COVID-19 mencapai puncaknya, akan ada lonjakan pasien dan ada juga hari libur Chuseok ketika para dokter dalam disiplin ilmu penting akan mengambil cuti, jadi ruang gawat darurat kemungkinan akan ditutup secara berantai," kata juru bicara KMA Chae Dong-young dalam sebuah pengarahan, melansir The Korea Times 23 Agustus.

Chuseok adalah hari libur tahunan Negeri Ginseng yang dirayakan selama tiga hari di musim gugur.

Kementerian Kesehatan mengatakan, mungkin ada beberapa ruang gawat darurat rumah sakit yang membutuhkan dukungan dari dokter militer atau komunitas yang ditugaskan oleh pihak berwenang, tetapi membantah UGD akan ditutup.

Diketahui, Korea Selatan telah melihat kebangkitan kembali kasus COVID-19 bulan ini. Tetapi, Kementerian Kesehatan mengatakan lebih dari 95 persen pasien yang telah mengunjungi UGD adalah kasus yang dapat dirawat di klinik.