Bagikan:

JAKARTA - Wakil Presiden Kamala Harris memperingatkan, mantan Presiden Donald Trump akan membawa Amerika Serikat kembali ke jalan kebijakan yang berbahaya jika ia terpilih untuk masa jabatan berikutnya, saat berpidato di hari terakhir Konvensi Nasional Partai Demokrat di Chicago, Kamis malam.

Apa yang disampaikan Kamala usai secara resmi menerima pencalonan dirinya sebagai calon presiden dalam Pemilu AS 2024, usai rangkaian konvensi nasional selama empat hari di United Center, mengacu pada keputusan dari Mahkamah Agung AS awal tahun ini yang menyatakan bahwa Trump dapat mengklaim kekebalan terbatas dari tuntutan pidana atas tindakan yang diambil saat menjabat.

"Bayangkan saja Donald Trump tanpa pagar pembatas," kata Harris, melansir CNN 23 Agustus.

Dia bekerja untuk mengaitkan semua kebijakan Trump dengan Proyek 2025, dokumen setebal 920 halaman yang berfungsi sebagai cetak biru untuk masa jabatan Trump yang kedua. Ia mengatakan, dokumen tersebut menunjukkan seperti apa masa jabatan Trump yang kedua.

"Pertimbangkan apa yang akan dia lakukan jika kita memberinya kekuasaan lagi. Pertimbangkan niat eksplisitnya untuk membebaskan para ekstremis yang melakukan kekerasan yang menyerang para petugas penegak hukum di Capitol. Niat eksplisitnya untuk memenjarakan jurnalis, lawan politik dan siapa pun yang dia anggap sebagai musuh. Niat eksplisitnya untuk mengerahkan militer aktif melawan warga negara kita sendiri," urai Harris.

Proyek 2025, yang sering diserang oleh kampanye Harris, diorganisir oleh lembaga think tank The Heritage Foundation dan dikembangkan sebagian besar oleh orang-orang yang pernah menjabat di pemerintahan Trump. Trump telah mencoba untuk menjauhkan diri dari inisiatif ini.

Tujuan dari Proyek 2025 dan Trump, kata Harris, adalah untuk "menarik negara kita kembali ke masa lalu."

"Tapi Amerika, kita tidak akan kembali," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Harris berpendapat Negeri Paman Sam tidak terpecah belah seperti yang dikatakan oleh rivalnya dalam pemilihan, dengan mengedepankan persatuan dalam pidatonya.

Ia mengatakan, rakyat Amerika "memiliki lebih banyak kesamaan daripada perbedaan" dan "tidak seorang pun dari kita harus gagal agar kita semua bisa berhasil."

Harris mengatakan, mantan Presiden Donald Trump dan calon wakil presidennya JD Vance "merendahkan Amerika" dan "berbicara tentang betapa buruknya segala sesuatu" dalam kampanye.

"Nah, ibu saya punya pelajaran lain yang biasa dia ajarkan. Jangan pernah biarkan siapa pun mengatakan siapa Anda, tunjukkan siapa diri Anda," kata Harris.

"Amerika, mari kita tunjukkan kepada satu sama lain dan kepada dunia siapa kita dan apa yang kita perjuangkan: kebebasan, kesempatan, kasih sayang, martabat, keadilan, dan kemungkinan-kemungkinan yang tak terbatas," tandasnya.

Harris secara resmi mengumumkan penerimaan pencalonan dirinya oleh Partai Demokrat dalam hari terakhir Konvensi Nasional Partai Demokrat.

Petahana Wakil Presiden AS itu menjadi wanita kulit hitam pertama dan orang Asia-Amerika pertama yang memimpin sebuah partai besar. Jika terpilih, Harris akan menjadi wanita pertama dan presiden Amerika keturunan India.

Dalam kesempatan itu, ia bersumpah untuk menjadi presiden bagi semua orang Amerika.