Bagikan:

JAKARTA - Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (OCHA) memperingatkan, situasi bencana kemanusiaan di Jalur Gaza memburuk akibat gelombang pengungsian, kepadatan penduduk, ketidakamanan, infrastruktur yang runtuh, perang yang terus berlanjut, dan layanan yang terbatas.

Menurut pekerja kemanusiaan di Gaza, perintah evakuasi Israel terbaru yang dikeluarkan Sabtu lalu memengaruhi sekitar 13.500 orang yang mengungsi di 18 lokasi, mencakup seluruh area kamp Maghazi dan beberapa lingkungan lain di Deir al-Balah, di Jalur Gaza bagian tengah.

Perang yang sedang berlangsung, perintah evakuasi dan kekurangan pasokan penting yang parah membuat semakin sulit bagi keluarga yang mengungsi untuk mengakses layanan dasar di lokasi yang mereka datangi, kata OCHA, dilansir dari WAFA 21 Agustus.

Sejak Oktober, 86 persen wilayah Jalur Gaza telah berada di bawah perintah evakuasi, dengan mayoritas penduduk Gaza semakin terkonsentrasi di wilayah yang ditetapkan oleh otoritas pendudukan di Al-Mawasi.

Menurut OCHA, kepadatan penduduk di wilayah ini telah meningkat menjadi antara 33 dan 34 ribu orang per kilometer persegi, dibandingkan dengan sekitar 200 orang sebelum Oktober tahun lalu.

Kekurangan bahan bakar yang parah memaksa rumah sakit untuk menunda operasi penting, dan mengancam akan menghentikan pekerjaan ambulans, terutama di Gaza utara, kata juru bicara PBB Stephane Dujarric.

Terpisah, otoritas medis Gaza pada Hari Selasa mengonfirmasi, jumlah korban tewas warga Palestina akibat serangan balasan Israel sejauh ini telah menyebabkan 40.173 warga sipil tewas dan melukai 92.857 lainnya.