Bagikan:

TARAKAN - Rektor Universitas Borneo Tarakan (UBT) Kalimantan Utara (Kaltara), Prof Adri Patton mengundurkan diri dari posisinya.

Surat Pengunduran diri Adri Patton telah diserahkan ke Rektor Universitas Mulawarman Kalimantan Timur (Kaltim), dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, pekan lalu.

Prof Adri Patton menegaskan, pengunduran dirinya untuk menunjukkan keseriusannya terjun ke dunia politik serta adanya desakan dari beberapa pihak, salah satunya dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Masa baktinya sebagai rektor masih berjalan hingga enam bulan ke depan. 

“Sebagai ksatria dan warga Negara yang baik saya mengundurkan diri sebagai Rektor. Saya punya hak politik, yang dipilih dan memilih," tegasnya, Senin, 19 Agustus.

"Betul saya diminta tetapi belum ada deklarasi, saya seorang kesatria tapi dituduh mendukung salah satu calon, padahal calon belum ada karena secara konstitusi harus ditetapkan oleh  KPU," lanjutnya.

Sikap ini dilakukan untuk membuktikan tudingan dari BEM itu tidak benar. Apalagi, dirinya belum ditetapkan sebagai calon kepala daerah oleh KPU.

"Mahasiswa mengetuk kesatria saya,  maka saya tunjukan bahwa saya sudah mengajukan pengunduran  diri dari rektor. Meski saya jadi atau tidak  di politik,” kata Adri Patton.

Menurutnya, sikap ini untuk membuktikan dirinya patuh pada peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.

"Yang penting saya sudah berbuat  terbaik untuk Kaltara, khususnya  untuk UBT,” ujarnya.

Adri Patton menjelaskan, dirinya sudah melaksanakan pembangunan sumber daya manusia.

"Ada ribuan di Kaltara yang lulus dari UBT, terkait flayer saya berpasangan dengan Andi Sulaiman dan viral di media sosial. Itu bukan atas perintah saya," bebernya.

Adri Patton mengaku telah mengenal Andi Sulaiman sejak menjabat Kabinda Kaltara.

"Selain Kabinda, saya sudah berhubungan, dengan Pak Zainal, Pak Yansen. Apakah saya melanggar hukum, yang penting  saya meninggalkan UBT dengan baik, saya sudah melakukan perubahan sejak 2017 sampai saat ini, meskipun pensiun saya masih 6 bulan lagi,” ujarnya.

Sambil menunggu penjabat (Pj) rektor ia akan menyelesaikan tugas-tugas sebagai rektor.

"Sampai ada rektor baru yang dilantik pada 22 Maret 2025 mendatang. Dalam waktu tidak sampai 1 bulan, saya akan meninggalkan UBT dan kembali ke Unmul. Tetapi kalau ada yang meminta saya siap, ketika saya pensiun dini dengan hormat,  saya siap dipinang untuk ke pilkada  Kaltara,” pungkasnya.