Bagikan:

JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin ikut menyoroti kasus bunuh diri yang melibatkan Aulia Risma Lestari, seorang dokter muda program pendidikan dokter spesialis (PPDS) di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.

Menkes mengatakan, pihaknya akan menghentikan sementara program studi anestesi Universitas Diponegoro di RSUP Dr Kariadi selama satu minggu.

Budi mengungkapkan, dalam masa penghentian sementara ini pihaknya telah menemukan satu bukti kuat berupa buku harian korban. Buku tersebut akan diperiksa oleh penyidik, guna mengkonfirmasi apakah depresi yang dialami korban menjadi penyebab utama bunuh diri.

Ia juga menambahkan, buku harian itu berisi catatan yang  merinci mengenai kehidupan korban diharapkan dapat mempercepat proses penyelidikan.

"Kami bekerja sama dengan kepolisian setempat untuk menyelidiki kasus bunuh diri ini. Kami telah menemukan bukti berupa catatan harian yang memungkinkan kami untuk memahami kondisi kejiwaan korban selama hidupnya," ungkap Budi Jumat 16 Agustus.

Budi menambahkan, bukti ini sedang dalam proses audit oleh pihak kepolisian setempat.

"Detail yang ditulis di buku harian tersebut cukup jelas, sehingga kami akan mengonfirmasi apakah benar ada kejadian-kejadian yang tercantum di dalamnya. Jika terbukti, siapa pun yang terlibat dalam tindakan tersebut akan diberi sanksi tegas," tuturnya.

Budi menegaskan,  setelah penyelidikan terhadap buku harian tersebut selesai, Kemenkes akan memberikan sanksi tegas kepada dokter-dokter di Fakultas Kedokteran Undip yang terbukti melakukan perundungan. Hal tersebut semakin diperkuat dengan hasil autopsi yang menunjukkan bahwa korban meninggal akibat bunuh diri.

Selain itu, Kemenkes akan mendorong Undip untuk melakukan perbaikan menyeluruh pada sistem pendidikannya. Ia menekankan, perundungan tidak dapat dibenarkan dengan alasan apa pun, termasuk alasan untuk membentuk tenaga kerja yang tangguh.

"Kami juga meminta agar pendidikan anestesi di Universitas Diponegoro dan Rumah Sakit Kariadi diperbaiki, agar tidak ada lagi perilaku perundungan seperti ini. Kita dapat membentuk tenaga yang tangguh tanpa harus menyebabkan mereka kehilangan nyawa," pungkasnya.