JAKARTA - Sejumlah aktivis dan kader partai yang tergabung sebagai Pegiat Pro-Demokrasi (Prodem) berkumpul. Mereka khawatir karena reformasi kini dibajak dan dimanipulasi oleh kekuasaan.
Hal ini disampaikan salah satu inisiator Prodem, Sirra Prayuna dalam diskusi bertajuk ‘Kembali ke Jalan Demokrasi Sejati’ di Kalibata, Jakarta Selatan, Senin, 12 Agustus.
“Semakin miris karena reformasi telah nyata-nyata dibajak dan dimanipulasi oleh kekuasaan,” kata Sirra dalam kegiatan itu.
Prodem juga menyoroti cita-cita membangun bangsa yang adil, makmur, dan sejahtera tak kunjung tercapai. Padahal, reformasi 1998 harusnya memberikan angin segar dan lahirnya harapan baru bagi perjalanan politik bangsa
BACA JUGA:
Apalagi sudah dilakukan juga penguatan kelembagaan demokrasi hingga empat kali Amandemen UUD 1945 yang harusnya jadi pondasi.
Kemudian konsolidasi pelembagaan demokrasi juga dilakukan. Diawali dari penataan kelembagaan negara, lahirnya multipartai, hingga pembatasan masa jabatan presiden serta lahirnya lembaga negara baru seperti Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan Mahkamah Konstitusi (MK).
Adapun Prodem ini diinisiasi oleh 10 orang. Mereka adalah Sirra Prayuna, Ultra Syahbunan, Arwin Lubis, Paskah Irianto,Standarkiaa Latif, Hakim Hatta, Santoso, Swary Utami Dewi, Desyana, dan Muchtar Sindang.