Bagikan:

JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akhir-akhir ini jarang tampil memberikan penjelasan atau klarifikasi mengenai sejumlah masalah yang menjadi perhatian publik Jakarta. Misalnya, program rumah down payment (DP) Rp0, ajang balap mobil Formula E atau rencana Pemprov DKI menjual saham bir di PT Delta. 

Penjelasan justru datang dari Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria. Sedangkan Anies, lewat akun twitternya @aniesbaswedan lebih memilih bertemu warga sambil menyantap makanan, minum kopi, meresmikan proyek hingga jalan-jalan meninjau revitalisasi dan penggunaan trotoar di Salemba Raya.

Pada 11 Maret misalnya, Anies memposting dirinya tengah sarapan gudeg di Stasiun Gondangdia. Pada 14 Maret, Anies mampir ke sebuah warung kopi Kuningan di Jl. Cipete Raya. Kemudian 15 Maret Anies memposting minum kpi di warung kopi Tak Kie daerah Glodok.

Saat bertemu awak media, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) ini juga tidak menjawab banyak. Seperti pada 4 Maret, Anies tidak menanggapi pertanyaan terkait keinginan Pemprov DKI menjual saham perusahan minuman keras (miras). "Makasih, ya," jawab Anies singkat, sambil melambaikan tangan.

Selanjutnya pada Rabu, 17 Maret lalu, Anies enggan menanggapi pertanyaan awak media mengenai keputusan menaikkan batas penghasilan bulanan bagi warga yang boleh menerima rumah DP Rp0 menjadi sekitar Rp14 juta.

"Nanti, satu-satu saja dulu, ya," kata Anies setelah menghadiri acara pengukuhan Pengurus Wilayah Dewan Masjid Indonesia (DMI) di Balai Kota, Jakarta Pusat.

Pengamat kebijakan publik Trubus Rahadiansyah mengatakan, aktivitas Anies jelas berhubungan dengan kontestasi politik pada Pilgub 2022 mendatang atau Pilpres 2024.

"Dia lebih mengarah ke pencitraan ke dirinya dalam hal menghadapi atau menjelang 2022 atau 2024. Beberapa hasil survei juga menempatkan dia disayang anak muda, persentasenya besar," jelas Trubus saat dihubungi VOI, Rabu, 24 Maret. 

Selanjutnya, Anies merasa persoalan di DKI telah dijawab oleh Wakil Gubernur, Ahmad Riza Patria."Sehingga itu menghindari konflik kepentingan meskipun yang dijelaskan Wagub ini tidak banyak yang mengena, bukan enggak betul ya (penjelasan Wagub) tapi banyak yang enggak mengena," terang Trubus.

Trubus melanjutkan, dalam politik taktik Anies dengan makan dan minum di warung kopi bisa dibaca melalui dua analisis. Pertama adalah testing the water. Artinya, Anies tengah menunggu reaksi publik terhadap masalah, baik rumah DP Rp0, Formula E atau saham bir.

Kedua model buying time. Anies menunda-nunda memberikan jawaban sambil melihat sejauh mana reaksi publik Jakarta terhadap masalah tersebut.

"Baru nanti dia bertindak. Supaya nanti dia di tokohkan sebagai orang yang punya kapasitas untuk memberikan ini. Makanya sekarang dia mulai sibuk dengan urusan-urusan grassroot misalnya ke warung kopi, ke UMKM,"

"Ini dianggap sebagai istilahnya mendukung UMKM, dia ingin populis, arahnya ke situ," terang Trubus.