Bagikan:

JAKARTA - Rencana teror konser Taylor Swift di Wina, Austria, mengejutkan dunia. Tiga terduga pelaku masih sangat muda yakni berusia 15, 17 dan 19 tahun.

Seorang remaja berusia 19 tahun ditahan di Austria karena diduga berencana membunuh penggemar Taylor Swift atau Swifties di luar stadion. Dua remaja lainnya telah ditetapkan sebagai tersangka.

Pelaku berusia 19 tahun

Warga negara Austria yang berasal dari Makedonia Utara ditangkap pada Rabu dini hari selama operasi polisi di rumahnya di Ternitz.

Pria tersebut berhenti dari pekerjaannya pada tanggal 25 Juli, dan mengatakan kepada orang-orang dia "punya rencana besar",  kata kepala keamanan publik Franz Ruf kepada wartawan dilansir Reuters, Kamis, 8 Agustus.

Tersangka baru-baru ini mengubah penampilannya serta menyebarkan propaganda Islam secara online. Otoritas keamanan menyebut pelaku ini berbaiat ke ISIS.

Sementara seorang tetangga mengatakan kepada penyiar Austria Puls24, pemuda itu menyendiri.

Selama penggeledahan di rumahnya, aparat penegak hukum mengamankan berbagai bahan dan peralatan yang digunakan untuk membuat bom, serta propaganda ISIS, uang palsu senilai 21.000 euro (23.000 dollar AS), parang, pisau, dan amunisi kosong.

Surat kabar Kurier, mengutip sumber yang mengetahui situasi tersebut, melaporkan tersangka telah mencuri bahan kimia tersebut dari tempat kerjanya, perusahaan pengolahan logam di Ternitz.

Pelaku 17 tahun

Setelah awalnya diberitahu satu pelaku, penyelidik Austria menemukan dua terduga pelaku lainnya, termasuk seorang warga negara Austria berusia 17 tahun keturunan Turki-Kroasia yang ditangkap di Wina pada Rabu sore.

Dia tampil mencolok di area Stadion Ernst Happel, tempat pertunjukan stadion Swift dijadwalkan berlangsung pada Kamis, Jumat, dan Sabtu.

Bberapa hari lalu, pelaku diberi pekerjaan oleh perusahaan yang menyediakan layanan di stadion.

Anak laki-laki tersebut yang juga tampaknya telah diradikalisasi.

Belum diketahui peran pastinya dalam rencana teror konser Taylor Swift tersebut masih belum jelas, namun dia memiliki kontak yang luas dengan tersangka utama.

Pelaku 15 tahun

Terduga pelaku ketiga dan terakhir adalah warga negara Austria keturunan Turki.

Saat diinterogasi, anak muda tersebut mengatakan tersangka utama telah banyak berubah dalam beberapa bulan terakhir dan juga sering bertanya tentang alat untuk menyalakan bahan peledak, kata otoritas penegak hukum.