Bagikan:

JAKARTA - Wakil Menteri Luar Negeri RI Pahala Mansury mengatakan, Indonesia akan kembali menggelar Indonesia-Africa Forum yang rencananya digelar di Bali bulan depan.

Mengusung tema 'Bandung Spirit for Africa's Agenda 2063', Indonesia-Africa Forum ke-2 nanti akan digelar pada 1-3 September. Sebelumnya, Indonesia-Africa Forum digelar pada tahun 2018 lalu.

"Indonesia memiliki kedekatan secara historis dengan negara-negara di Afrika," kata Wamenlu, dalam keterangan di Jakarta, Kamis 8 Agustus, seraya menambahkan tahun depan Konferensi Asia Afrika akan genap berusia 75 tahun.

Dijelaskan olehnya, di bidang ekonomi, Indonesia dan negara-negara Afrika memiliki pemikiran atau semangat yang sama di antara negara-negara berkembang, Global South, seperti hak untuk mengembangkan nilai tambah yang dihasilkan dari kekayaan alam yang dimiliki negara berkembang, serta adanya transi energi yang berkeadilan.

"Jangan sampai negara-negara berkembang hanya mnejadi penonton," katanya.

Saat ini, Afrika memiliki sekitar 10 persen cadangan minyak dunia, 8 persen gas dunia, 55 persen cadangan kobalt dunia, 40 persen cadangan mangaan, 22 persen cadangan grafit

Selain itu, Afrika akan menjadi kawasan strategis untuk diversifikasi, pasar besar tujuan ekspor, pasokan komoditas seperti migas dan mineral kritis, serta tujuan outbound investment.

"Salah satu pasar non tradisional yang harus kita bangun adalah pasar Afrika. Sebagai salah satu pasar yang masih akan terus bertumbuh. Bukan hanya dari jummlah pasanya saja. Tetapi secara GDP saat ini Afrika dan Indonesia kalau digabungkan, memiliki total GDP sebesar kurang lebih 4,4 triliun dolar AS," jelas Wamenlu.

"Ini pasar yang cukup besar, yang kalau kita bekerja sama untuk bisa membangun industri, supply chain," lanjutnya.

Dikatakannya, Indonesia dan Afrika memiliki kesamaan agenda. Indonesia memiliki Visi Indonesia Emas 2045. Sementara, Afrika memiliki Africa 2063 Agenda.

Menargetkan kesepakatan bisnis senilai 3,5 miliar dolar AS, forum ini rencananya menargetkan 800 peserta dari wakil pemerintah, organisasi internaisonal, regional, serta kalangan bisnis dari Indonesia dan Afrika.

"Kita sudah mendapatkan konfirmasi untuk lima kepala negara atau pun kepala pemerintahan akan hadir. Tapi kita masih tunggu terus konfirmasi tersebut. Inshaa Allah akan lebih," kata Wamenlu.

"Sejauh ini sudah ada konfirmasi 13 menteri dari negara Afrika yang akan hadir dari forum tersebut," tambahnya.

Ada pun isu prioritas yang akan dibahas dalam forum nanti yakni ketahanan pangan, ketahanan kesehatan, ketahanan energi dan ketahanan mineral.

"Kerja sama global south yang dicontokan Indonesia dengan Afrika, akan menjadi strategis kedepannya untuk membangun ketahanan pangan, ketahanan energi dan juga ketahanan di bidang kesehatan," jelas Pahala.

Diketahui, Indonesia-Afrika Forum pertama digelar pada tahun 20218. Ketika itu, hadir kurang lebih 233 delegasi dari 47 negara Afrika dan menghasilkan kesepakatan bisnis sekitar 500 juta dolar AS.

Setahun kemudian, Indonesia menggelar Indonesia-Africa Insfrastructure Dialogue pada tahun 2019. Ketika itu dibahas pengembangan infrastruktur, khususnya di negara-negara Afrika, menghasilkan kesepakatan bisnis sekitar 800 juta dolar AS.