JAKARTA - Politisi Partai NasDem, Effendie Choirie (Gus Choi) menyatakan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tidak akan ada tanpa KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Hal itu ditegaskan Gus Choi saat memenuhi panggilan PBNU di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Rabu, 7 Agustus, siang.
Gus Choi mengungkapkan, kehadirannya di PBNU untuk memberikan keterangan terkait kelahiran PKB. Di mana saat itu, warga Nahdliyin menginginkan adanya pembentukan partai untuk mengakomodir aspirasi warga NU terkait politik.
"Saya diundang ke sini, tentu saya harus hadir, saya harus datang sebagai takdzim saya kepada PBNU. Bahkan saya merasa dengan hormat diundang PBNU. Sekitar (tahun) 1998, saya mengikuti berbagai gerakan aspirasi masyarakat NU, setelah Pak Harto diturunkan. Singkat cerita warga NU menghendaki adanya partai, nah di sinilah konteks saya diundang oleh PBNU untuk memberikan kesaksian atau konfirmasi atau komparasi tentang informasi kelahiran PKB sampai saya terakhir di PKB pada 2013," ujar Gus Choi saat konferensi pers di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Rabu, 7 Agustus.
Ketua DPP NasDem itu menekankan, dirinya tidak akan memasuki ranah PKB hari ini. Sebab sudah sejak lama ia mengundurkan diri dan bergabung ke Partai NasDem.
"Saya tidak akan menyinggung PKB hari ini, atau menyinggung PKB selama saya tidak di PKB karena saya sekarang sudah berada di partai luar PKB sehingga saya tidak masuk pada wilayah misalnya menyangkut apa kondisi, situasi, profil, kenyataan, fakta-fakta PKB hari ini, itu saya tidak punya hak itu, dan saya tidak akan mengatakan itu, itu bagian dari etika yang saya harus pegang," ucapnya.
Mantan Ketua Fraksi PKB DPR RI itu lantas mengungkap hal-hal yang ditanyakan Tim Lima atau Pansus PBNU terkait pembentukan PKB. Yakni meliputi sejarah dan dinamika antara PBNU dan PKB kala itu. Di mana kesimpulannya, kata Gus Choi, PKB tidak akan ada tanpa dukungan PBNU dan Gus Dur.
"Saya katakan PKB tidak ada tanpa NU, PKB tidak ada tanpa Gus Dur, jadi kesimpulannya PKB tidak akan pernah ada tanpa Gus Dur dan NU atau PBNU, konkretnya begitu," tegas Gus Choi.
"Kalau ada partai dari NU, dari kalangan NU yang tidak disupport oleh PBNU, apakah bisa ada? Apakah bisa besar? Saya yakin tidak, karena faktanya ada partai di luar PKB yang berdiri dari lingkungan NU itu menjadi partai gurem. Dulu ada namanya PKNU, PNU, ada Partai Kebangkitan Nasional ini, tidak di backup tidak didirikan PBNU, tapi didirikan oleh hanya orang-orang NU, maka mereka tidak ada yang bisa memenuhi syarat. Nah PKB bisa menjadi besar seperti ini, itu ada, besar, itu karena PBNU dan Gus Dur," lanjutnya.
Gus Choi lantas membeberkan alasannya. Pertama, Gus Dur saat menjadi Ketua Umum PBNU memberikan pilihan atas desakan warga NU, politikus NU, aktivis NU, bahwa NU harus memiliki partai sendiri, dan NU tetap sebagai organisasi keagamaan kemasyarakatan.
"Jadi yang kita kenal kita sebut sebagai NU itu artinya tidak menjadi partai politik. Tetapi, NU boleh mendirikan partai politik atas dasar perkembangan masyarakat setelah Pak Harto turun reformasi terbuka, demokrasi terbuka maka kemudian NU menyambut aspirasi masyarakat, dengan mengeluarkan namanya surat tugas kepada sejumlah pengurus NU untuk mendesain, untuk membuat rumusan-rumusan, untuk membuat pokok-pokok pikiran, untuk membuat partai ini ke depan yang dibedakan oleh NU. Maka surat tugas itu diketuai Pak Ma'ruf Amin, lima orang, kemudian dibantu oleh sembilan orang tim asistensi, diketuai oleh Arifin Junaedi, disitulah kemudian membuat satu makdasiasi, itu berisi visi misi pokok-pokok atau prinsip-prinsip berpolitik bagi partai yang didirikan oleh NU yang kemudian namanya menjadi PKB," jelas Gus Choi.
BACA JUGA:
"Isinya ada sembilan, di dalamnya mengandung itu tadi pokok-pokok pikiran, prinsip-pinsip berpolitik, etika berpolitik, visi misi itu ada di sembilan sembilan di dalam makdasiasi," tambahnya.