JAKARTA - Lonjakan permintaan penerbangan menyebabkan harga tiket pesawat di Lebanon meroket, saat warga asing dan wisatawan khawatir perang di Timur Tengah meluas, dengan konfrontasi habis-habisan Hizbullah dengan Israel.
Bandara Internasional Beirut Rafic Hariri penuh sesak pada Minggu malam, setelah Amerika, Prancis, Inggris dan sejumlah negara lainnya mendesak warganya untuk keluar dari negara itu, dikutip dari The National News 5 Agustus.
Air France, Lufthansa, Royal Jordanian dan Transavia telah membatalkan penerbangan dalam beberapa hari terakhir, saat kelompok militan Hizbullah dan Israel saling serang dengan rudal, yang terbaru pada Sabtu malam ketika 30 hingga 50 proyektil diluncurkan di Galilea, sebelum Israel mengebom Lebanon selatan pada Minggu dan Senin pagi.
Peningkatan ketegangan ini merupakan akibat dari pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran dan komandan Hizbullah Fouad Shukr di Beirut minggu lalu.
Ketika warga negara asing, termasuk pengunjung dan orang-orang yang bekerja untuk kedutaan dan perusahaan internasional, berusaha meninggalkan Beirut pada hari Minggu, mereka mendapati tiket pesawat untuk pergi sangat terbatas.
Emirates, Etihad, Flydubai, dan Turkish Airlines termasuk di antara maskapai yang masih terbang dari Beirut.
Pencarian daring menunjukkan tiket berikutnya yang tersedia dari Beirut ke Dubai dengan Flydubai – yang terbang dua kali sehari – adalah pada hari Selasa dan harganya 1.360 dolar AS untuk perjalanan selama tiga jam dan 45 menit.
Penerbangan sekali jalan pada Senin pagi dengan Emirates dari Beirut ke Dubai mulai dari 760 dolar AS. Penerbangan Etihad berikutnya yang tersedia dari Beirut ke Abu Dhabi adalah pada Hari Senin, 12 Agustus, dengan harga mulai dari 1.090 dolar AS.
Flightcatchers, agen perjalanan Inggris, mengatakan Turkish Airlines adalah satu-satunya maskapai besar yang mengoperasikan penerbangan ke Eropa, sementara semua maskapai lainnya menangguhkan layanan hingga 15 Agustus.
Sementara, Middle East Airlines Lebanon menangguhkan penerbangan langsung ke Inggris setidaknya hingga 6 Agustus, katanya.
Tiket Turkish Airlines pada hari Senin, hanya ada satu kursi tersisa pada Minggu malam, ke Inggris seharga 1.700 dolar AS. Biasanya, harganya sekitar 510 dolar AS. Kursi berikutnya yang tersedia ke London adalah pada tanggal 11 Agustus seharga 1.320 dolar AS.
"Harga akan naik ketika ada permintaan kursi yang tinggi dan ketersediaan yang sedikit," kata seorang perwakilan.
Baraka Travel, agen perjalanan Lebanon mengatakan, permintaan untuk penerbangan ke luar negeri "sangat tinggi" dan harga telah meningkat "dramatis".
"Ini karena banyak maskapai asing telah membatalkan tiket mereka, termasuk Air France, Lufthansa, Royal Jordanian, Transavia," kata seorang perwakilan kepada The National.
Ia mengatakan permintaan tiket "sangat tinggi", sekitar "20 kali lipat dari kapasitas di pasar".
"Jika tiket tersedia seharga 250 dolar AS, otomatis harganya akan sekitar 600 hingga 700 dolar AS karena tekanan permintaan," katanya.
Ia menambahkan, tiket kelas ekonomi adalah yang pertama terjual habis, jadi hanya kelas yang lebih mahal yang tersedia.
Reem Homsi, seorang warga Amerika dari Texas yang mengunjungi keluarganya di Lebanon, mengatakan bahwa harga tiket "langsung" melonjak setelah serangan mematikan di pinggiran kota Beirut, Dahieh, Selasa lalu. Sebelum serangan itu, ia mengatakan bahwa penerbangan ke AS menghabiskan biaya antara 1.300 dolar AS dan 2.000 dolar AS.
BACA JUGA:
"Setelah Selasa, harga naik menjadi sekitar 3.000 dolar AS untuk penerbangan 36 jam, dengan banyak persinggahan semalam dan pergantian bandara," katanya kepada The National.
Satu-satunya pilihan ke Austin, katanya, adalah 11.000 dolar AS. "Tidak ada penerbangan besok (Selasa)," tambahnya.
Ia merasa "mengambil risiko" dengan tetap tinggal, bahkan saat sebagian besar warga Lebanon melanjutkan kehidupan sehari-hari mereka.