JAKARTA - Jumlah kasus posoitif pasien virus corona atau COVID-19 bertambah. Berdasarkan data per Rabu, 25 Maret, ditemukan 105 kasus baru. Sehingga, total keseluruhan menjadi 790 orang.
Juru bicara penanganan virus corona atau COVID-19, Achmad Yurianto (Yuri) mengatakan, selain temuan kasus baru, ada satu penambahan pasien positif COVID-19 karena kesalahan data.
Sebelumnya, data per Selasa, 24 Maret, menyatakan ada 685 kasus positif.Namun, ketika diperiksa ulang, ditemukan satu pasien yang memiliki indentitas hampir sama, sehingga ada kesalahan dalam pendataan.
"Sampai hari ini ada penambahan kasus positif sebanyak 105 kasus. Sehingga dari total 685 orang, kami revisi karena ada satu orang tercatat di dua rumah sakit sehingga total 790 kasus," ucap Yuri di Graha BNPB, Jakarta, Rabu, 25 Maret.
Dia menjelaskan penambahan pasien positif corona ini berdasarkan hasil pemeriksaan real time PCR, bukan rapid test.
— BNPB Indonesia (@BNPB_Indonesia) March 25, 2020
BACA JUGA:
Selanjutnya, untuk data kematian, Yuri mengatakan ada data yang dobel, kemarin. Data tersebut sudah diperbaiki. Hari ini, lanjut Yuri, ditambah dengan data 3 orang yang meninggal akibat COVID-19, artinya ada total 58 orang.
Sementara, untuk kasus pasien sembuh juga bertambah. Hanya saja, jumlahnya hanya satu orang. Dengan penambahan tersebut, kasus pasien sembuh ada 31 pasien.
"Sembuh tambah 1 jadi 31 orang. Total report kita positif 780, sembuh 31 orang dan meninggal 58 orang," kata Yuri.
Lima langkah pencegahan
Yuri mengingatkan masyarakat untuk melakukan langkah-langkah yang bisa memutus mata rantai penyebaran COVID-19. Ada lima hal yang mesti dilakukan masyarakat agar terhindar dari virus berbahaya ini.
Langkah pertama yang mesti dilakukan, yaitu, membatasi kontak fisik dengan orang lain baik di dalam maupun luar ruangan. Alasanya, penyebaran virus COVID-19 dengan cara droplet melalui liur. Sehingga, dianjurkan untuk menjaga jarak sekitar 1,5 meter.
"Harus dilaksakan pembatasan kontak fisik dalam kehidupan sehari-hari bukan hanya di luar rumah tapi dalam rumah. Ini penting karena ini penyakit menular dari orang sakit ke orang sehat melalui percikan ludah pada saat yang sedang batuk bersin dan berbicara," ungkap Yuri.
Kemudian, menjaga kebersihan dengan mencuci tangan juga menjadi hal yang wajib untuk dilakukan. Sebab, percikan liur ketika bersin atau bicara bisa saja mengenai benda-benda di sekitar.
Hal itu bisa menjadi pola penularan karena secara tidak sadar seseorang akan memegang benda yang terkena liur tersebut. Kemudian, tanggan itu pun memegang hidung dan mulut tanpa sadar atau reflek.
Cara ketiga lebih kepada edukasi soal COVID-19. Di mana, seseorang yang sudah mengalami gejala-gejala seperti influeza, sebaiknya dianjurkan unruk memeriksakan kondisi tubuh. Selanjutnya, menggunakan masker agar ketika bersin dan batuk, liur tak menyebar.
"Kalau tidak enak badan dengan gejala mirip influenza, mereka harus mengakses ke layanan kesehatan untuk konsultasi. Gunakan masker saat batuk dan bersin agar dropplet-nya tidak ke mana-mana," tegas Yuri.
Selanjutnya, melakukan isolasi diri. Tujuannya agar COVID-19 tak menyebar ke siapapun termasuk anggota keluarga yang ada di rumah. Sembari menjalani masa karantina, mereka yang berpotensi pun sebaiknya terus memonitor keadaannya melalu aplikasi online, seperti halodokter dan sebagainya.
Langkah terakhir, dengan mengikuti screening massal untuk memastikan kondisi tubuh. Sehingga, ketika terbukti positif petugas medis akan langsung mengambil tindakan.
"(Mengikuti) Kegiatan screening massal, pemeriksaan masal untuk melakukan penyaringan. Pemeriksaan massal dengan rapid test untuk penegasan diagnosa berbasis pada imunologi seseorang," tandas Yuri.