Bagikan:

JAKARTA - Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengeluarkan pernyataan, orang sehat tidak perlu menggunakan masker. Penggunaan masker lebih diperuntuk pada orang yang sakit. Pernyataan ini dia katakan setelah ada dua orang WNI yang terinfeksi virus corona atau (COVID-19).

"(Penggunaan masker) yang sakit yang pakai, yang tidak sehat tidak pakai dulu. karena kalau harga dan sebagainya kelangkaan dan sebagainya itu pasar memang begitu," ucap Terawan.

Pernyataan Terawan itu dikritik Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IKAMI) Hermawan Saputra. Dia mengatakan, penggunaan masker sangat penting saat ini. Apalagi, ada indikasi virus tersebut sudah menyebar karena ada dua pasien yang teridentifikasi. 

Dia menerangkan, penyebaran virus COVID-19 serupa dengan infuenza. Dengan kebiasaan masyarakat Jakarta yang memiliki aktivitas di luar ruangan yang tinggi, maka bila tak ada perlindungan, yaitu masker, kemungkinan terjangkit virus itu akan makin besar.

"Penularan (virus corona) secara langsung. Sehingga, penting untuk melakukan pencegahan dengan menggunakan masker," ucap Hermawan kepada VOI, Senin, 2 Maret.

Namun, kata dia, masyarakat harus bijak dalam penggunaan masker. Pemakaian alat kesehatan itu hanya perlu dilakukan di tempat-tempat keramaian. Bukan berarti, penggunaannya pun harus setiap saat atau ketika berada di dalam rumah atau lingkungan keluarga. Jika penggunaan masker secara berlebih, justru yang akan ditimbukan hanyalah kepanikan berlebih.

"Penggunaan masker lebih pada tempatnya. Jadi sebagai kewaspadaan, itu penting. Tapi bukan berarti ini menjadi kepanikan," ungkap Hermawan.

Selain penggunaan masker, beberapa hal yang harus diperhartikan yakni, kebersihan tubuh setelah beraktifitas. Sehingga, mencuci tangan dan lain sebagainya, saat ini menjadi penting untuk langkah pencegahan penyebaran virus Corona.

"Penggunaan hand sanitizer juga menjadi langkah penting (untuk pencegahan). Intinya, harus ada kebijakasanaan dalam penggunaanya," tandas Hermawan.