JAKARTA - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan negaranya tidak terlibat dalam pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh. AS menegaskan kembali pentingnya gencatan senjata di Gaza.
“Ini adalah sesuatu yang tidak kami sadari atau terlibat di dalamnya. Sangat sulit untuk berspekulasi,” kata Blinken dalam wawancara dengan Channel News Asia saat berkunjung ke Singapura dilansir Reuters, Rabu, 31 Juli.
Pengawal Revolusi Iran mengkonfirmasi kematian Haniyeh, beberapa jam setelah dia menghadiri upacara pelantikan presiden baru negara itu.
Haniyeh, yang memimpin kelompok militan Palestina dan biasanya bermarkas di Qatar, menjadi wajah diplomasi internasional Hamas ketika perang yang dipicu oleh serangan pimpinan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 telah berkecamuk di Gaza.
“Saya telah belajar selama bertahun-tahun untuk tidak pernah berspekulasi mengenai dampak suatu peristiwa terhadap peristiwa lain,” kata Blinken ketika ditanya apa dampak kematian Haniyeh terhadap perang.
Pembunuhan pemimpin Hamas itu kurang dari 24 jam setelah Israel mengklaim membunuh seorang komandan Hizbullah yang dikatakan berada di balik serangan mematikan di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.
Peristiwa ini bisa menjadi kemunduran besar bagi peluang perjanjian gencatan senjata dalam perang yang telah berlangsung 10 bulan.
BACA JUGA:
Blinken, yang berada di Asia sejak akhir pekan lalu, mengatakan gencatan senjata dan pembebasan sandera yang ditahan di Gaza sangat penting dan Amerika Serikat akan melakukan segalanya untuk mewujudkannya.
“Sangat penting untuk berharap bahwa segala sesuatunya berada pada jalur yang lebih baik demi perdamaian yang lebih abadi dan keamanan yang lebih abadi, sehingga fokus tetap ada,” katanya.