JAKARTA - Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengungkapkan, hampir 40.000 kasus hepatitis telah tercatat di Jalur Gaza, sejak konflik terbaru di kawasan itu pecah pada Oktober 2023.
Badan PBB tersebut mengatakan dalam sebuah laporan yang dipublikasikan di situs webnya, pusat-pusat kesehatan dan tempat penampungan UNRWA di seluruh Gaza mencatat 800 hingga 1.000 kasus hepatitis baru setiap minggu.
UNRWA memperingatkan, kondisi sanitasi yang buruk memudahkan penyebaran penyakit termasuk Hepatitis A.
"Wabah Hepatitis A menyebar di Gaza selama perang. Keluarga-keluarga mengungsi dan hidup dalam kondisi yang mengerikan dan tidak manusiawi di kamp-kamp dan tempat penampungan yang penuh sesak," kata badan itu, melansir WAFA 30 Juli.
"Mereka kekurangan air bersih, peralatan kebersihan, dan pengelolaan limbah dan limbah yang layak. Krisis ini terus berlanjut dan menyulitkan program kesehatan UNRWA untuk memenuhi kebutuhan mereka yang sakit," lanjutnya.
Sebelumnya, badan itu mengatakan warga Jalur Gaza, Palestina mengalami peningkatan penyakit dan infeksi kulit akibat keterbatasan kebersihan yang disebabkan perang yang pecah pada 7 Oktober 2023.
BACA JUGA:
"Keluarga-keluarga di Gaza hidup dalam kondisi yang tidak manusiawi, dengan akses yang minim terhadap air dan sanitasi yang menyebabkan peningkatan infeksi kulit dan penyakit," cuit badan PBB itu di X, seperti dilansir dari IRNA.
"Gaza membutuhkan lebih banyak akses kemanusiaan untuk mendatangkan bahan bakar secara rutin untuk air bersih, perlengkapan kebersihan dan pembersihan termasuk sabun," tambah badan itu.