JAKARTA - Pemerintah Kota Seoul, Korea Selatan pada pertengahan bulan ini mengumumkan kawasan Istana Gyeonghui, salah satu dari lima istana besar Seoul yang dibangun selama Kerajaan Joseon (1392-1910) dan sekitarnya akan terlahir kembali sebagai taman bersejarah dan budaya yang besar sekitar 10 kali ukuran Seoul Plaza.
Sebagai bagian dari proyek tersebut, tembok benteng Joseon di dekat Istana Gyeonghui dan Donuimun, yang juga dikenal sebagai Gerbang Barat, atau Seodaemun, akan dipugar dan ruang hijau yang luas akan dibuat baru di dalam dan di sekitar istana pada tahun 2035, katanya, dilansir dari The Korea Times 17 Juli.
Pemerintah kota mengatakan akan mulai bekerja untuk membuat taman bersejarah di dalam Istana Gyeonghui tahun ini, berencana untuk merenovasi sekitar 136.000 meter persegi ruang di istana dan tanah publik di sekitarnya selama 10 tahun ke depan.
Gerbang utama dan gerbang lainnya di istana akan diperbarui. Sementara, fasilitas yang tidak terkait dengan konteks sejarahnya, seperti jalan akses kendaraan, akan dihilangkan untuk menciptakan hutan istana dan taman raja.
Istana Gyeonghui, yang rampung dibangun pada tahun 1623, merupakan tempat tinggal Raja Sukjong, Yeongjo, dan Jeongjo sebelum sebagian besar istana hilang selama pemerintahan kolonial Jepang dari tahun 1910 hingga 1945. Donuimun juga dihancurkan pada tahun 1915 selama pemerintahan kolonial.
Meskipun merupakan ruang terbuka yang luas di pusat kota, istana ini tidak banyak dikenal oleh warga, dan jumlah pengunjung hariannya hanya 1.500 orang, dibandingkan dengan 57.000 orang untuk Istana Gyeongbok dan 28.000 orang untuk Istana Deoksu.
BACA JUGA:
Pemerintah kota mengatakan, empat lembaga publik di sekitar Istana Gyeonghui, termasuk Kantor Pendidikan Metropolitan Seoul dan Desa Museum Donuimun, akan dimasukkan dalam taman sejarah dan budaya baru. Sementara Museum Sejarah Seoul, yang dibangun pada tahun 2002 di sebelah istana, mungkin akan dipindahkan.