Bagikan:

JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Andriadi Achmad menyoroti niat Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang ingin membentuk tim lima atau semacam panitia khusus (Pansus) tentang Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). 

Menurut Andriadi, rencana PBNU yang ingin mengembalikan PKB ke pangkuan NU tidaklah tepat. Sebab, PKB tak bisa dipisahkan dari NU.

"Menurut hemat saya, PKB secara tersirat tidak bisa dipisahkan dari Nahdlatul Ulama (NU). Hal ini terlihat dari basis massa PKB identik dengan basis NU, seperti di Jawa Tengah dan Jawa Timur dimana suara PKB sangat kuat," ujar Andriadi saat dihubungi VOI, Jumat, 26 Juli. 

"Oleh karena itu, keinginan PBNU ingin menarik PKB ke pangkuan NU adalah narasi yang tidak tepat. Karena PKB tidak kemana-mana, PKB tetap selaras dengan NU," sambungnya.

Direktur eksekutif Nusantara Institute PolCom SRC itu justru menilai, niat PBNU membentuk tim lima berlatar belakang politik. Yakni mengambil alih PKB dari komando Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai ketua umum. 

"Saya kira itu hanya kehendak PBNU (Yahya Yaqut dan Cholil Yaqut) untuk menarik PKB dari kepemimpinan Cak Imin," katanya. 

"Sebagaimana kita ketahui, hubungan panas dingin antara cak Imin dan Ketum PBNU serta Menteri Agama sudah lama tidak seirama dan seiring sejalan misalnya di pilpres 2024 lalu. Ketum PBNU dan Menteri Agama tidak mendukung pasangan AMIN," pungkas Andriadi. 

Sebelumnya, Sekjen PBNU Gus Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengaku sedang berpikir untuk membentuk tim lima atau semacam panitia khusus (Pansus) tentang Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Tim lima ini merupakan upaya dari PBNU untuk meluruskan sejarah sekaligus mengembalikan PKB ke pemilik sahnya yakni PBNU.

Saat ini, elit PKB dinilai banyak membuat pernyataan yang melenceng dari fatsun awal berdirinya PKB. Bahkan ada upaya yang nyata dan sistematis yang dilakukan elit PKB guna menjauhkan PKB dari struktural NU.

“PBNU sedang berdiskusi. Jika diperlukan, pembentukan tim lima akan segera dilakukan. Langkah ini setelah melihat pernyataan elit-elit PKB yang ahistoris. Ada tanda-tanda mereka akan membawa lari dari sejarah berdirinya PKB,” kata Gus Ipul, Jumat 26 Juli.