Bagikan:

JAKARTA - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mengaku dirinya eenggak ikut campur soal penentuan pasangan Anies Baswedan dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2024.

Menurut Imin, tarik-menarik pemetaan cagub-cawagub di Jakarta saat ini banyak memunculkan dilema. Begitu juga dengan pilkada di daerah lainnya.

Hal ini yang membuatnya tak ikut campur.

"Saya, sejak keputusan banyak yang harus diambil dilemanya, saya tidak ikut-ikut," kata Cak Imin ditemui di kawasan CFD Sudirman-Thamrin, Jakarta Pusat.

Sehingga, Cak Imin mengaku melempar kewenangan pencalonan di pilkada kepada Desk Pilkada DPP PKB yang diketuai oleh kakaknya, Abdul Halim Iskandar.

"Saya serahkan ke Desk Pilkada," ungkap Cak Imin.

Saat ini, PKB digadang akan mengusung Anies Baswedan sebagai calon Gubernur DKI Jakarta 2014.

Selain PKB, PKS juga telah memberikan rekomendasi pengusungan kepada Anies.

Namun, PKS telah menyodorkan nama Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Sohibul Iman sebagai cawagub pendamping Anies. Sementara, PKB belum sepakat dengan PKS akan hal itu.

Di sisi lain, saat ini nama Anies merajai elektabilitas tokoh dalam bursa survei calon gubernur DKI Jakarta.

Dalam jajak pendapat yang dirilis Litbang Kompas, elektabilitas mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berada di posisi teratas dengan potensi keterpilihan hingga 29,8 persen.

Anies unggul tipis dari mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dengan perolehan 20,0 persen. Disusul mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang masih berada di angka 8,5 persen.

Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid menilai Anies Baswedan kurang cocok jika dipasangkan dengan politikus PDIP, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada Pilgub Jakarta 2024. Jazilul bahkan mengatakan, Ahok akan sulit mendapat dukungan dari parpol lain.

"Yang jelas dinamika di DKI masih terus berlangsung. Tapi DPW PKB DKI sudah mengusulkan pak Anies, bahwa kemudian ada nama lain seperti pak Ahok mungkin sulit ya partai yang akan mengusung Pak Ahok," ujar Jazilul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 17 Juli.

"(Kandidat cawagub, red) Ya banyak, tapi yang jelas kalau pak Anies-Ahok eenggaklah, kombinasinya enggak pas, kalau pak Masinton mungkin pas," sambungnya sembari tertawa.

Menurut Jazilul, saat ini merupakan momentum Anies maju sebagai petahana. Apalagi, kata dia, survei Anies belum ada yang mengalahkan untuk di Jakarta.

"Kalau sekarang kan eranya pak Anies, dan survei juga tinggal nanti menunggu konstalasi akhir. Karena DKI ini pasti dipengaruhi oleh konstalasi politik nasional," kata Jazilul.