Bagikan:

JAKARTA - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) memastikan tidak akan mengusung Anies Baswedan dalam Pilkada 2024 meskipun elektabilitas mantan Gubernur DKI Jakarta itu saat ini paling tinggi dalam survei calon Gubernur DKI Jakarta.

William mengulas, selama memimpin Jakarta, Anies dianggap PSI kerap mengubah penamaan atau rebranding program-program yang sudah ada, lalu dijadikan bahan kampanye.

"Pemimpin yang tidak menghargai peninggalan pemimpin sebelumnya tidak mencerminkan sifat kenegarawan dan tidak layak untuk dipilih," kata Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta William Aditya Sarana dalam keterangannya, Jumat, 19 Juli.

William menilai Anies tampak berusaha menghapus jejak warisan kebijakan Joko Widodo sebagai Gubernur Jakarta di masa lalu dengan cara melakukan rebranding, seperti KJP menjadi KJP Plus.

"Bahkan saya lihat, Anies juga berusaha menghapus peninggalan kawannya sendiri, Sandiaga Uno. Misalnya OK-OCE menjadi Jakpreneur, OK-Otrip menjadi Jaklingko," ungkap William.

Selain itu, terdapat beberapa program Pemprov DKI yang tak dilanjutkan Anies, seperti pembangunan LRT Jakarta, sodetan Ciliwung, hingga pembangunan RPTRA.

"Program-program yang baik dan membantu menyelesaikan permasalahan kota Jakarta justru tidak dilanjutkan, serta program yang dilanjutkan malah dirusak dengan pengelolaan yang serampangan. Anies lebih fokus pada rebranding dan klaim daripada memastikan program-program ini berjalan efektif," papar William.

Karenanya, William mengklaim PSI akan mencari calon gubernur yang bisa yang memiliki integritas, keberanian, dan kemampuan untuk memperbaiki kondisi Jakarta dan memastikan program-program yang baik untuk warga dapat berjalan dengan efektif dan tepat sasaran.

"Kami akan terus mengawal dan memastikan bahwa calon yang diusung nanti benar-benar mampu menghadirkan solusi nyata untuk Jakarta yang lebih baik," ucapnya.

Diketahui Litbang Kompas merilis hasil survei elektabilitas sejumlah tokoh jelang Pilgub Jakarta 2024. Hasilnya, elektabilitas mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berada di posisi teratas dengan potensi keterpilihan hingga 29,8 persen.

Anies unggul tipis dari mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dengan perolehan 20,0 persen. Disusul mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang masih berada di angka 8,5 persen.

Sementara tokoh lainnya masih di bawah 3,0 persen sebagai kandidat yang layak menjadi cagub pada Pilkada Jakarta. Mereka adalah Menteri BUMN Erick Thohir dengan 2,3 persen, Menteri Keuangan Sri Mulyani 1,3 persen, mantan Panglima TNI Andika Perkasa 1,0 persen, Ketum PSI Kaesang Pangarep 1,0 persen, Gubernur DKI Heru Budi Hartono 1,0 persen, Mensos Tri Rismaharini 1,0 persen, dan tokoh lainnya yang mencapai 4,3 persen.

Sedangkan 30 persen responden belum menjawab atau tidak tahu siapa sosok yang menurut mereka layak menjadi cagub pada Pilkada Jakarta 2024.

“Artinya, di tengah belum adanya partai politik secara resmi memberikan dukungan dan mengajukan pasangan calon di Pilkada Jakarta, peluang masih terbuka untuk siapa pun menjadi calon gubernur di Jakarta,” tulis peneliti Litbang Kompas Yohan Wahyu dalam keterangan survei yang dirilis Selasa, 16 Juli.