Waduk Rawa Lindung Tercemar Limbah, PDIP Batal Tebar Ribuan Benih Ikan
PDI Perjuangan bersama Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dan sejumlah tokoh (Foto: Istimewa)

Bagikan:

JAKARTA - Waduk Rawa Lindung, Pesanggarahan, Jakarta Selatan diduga tercemar limbah tak berizin. Akibatnya, rencana PDI Perjuangan bersama Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dan sejumlah tokoh lainnya untuk menebar benih ikan di waduk tersebut, urung dilaksanakan.

Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, sebelum acara dimulai, pihaknya sudah mengecek kondisi waduk dan kualitas airnya dinyatakan bagus. 

“Tapi tadi malam ternyata ada yang membuang limbah di tempat ini,” kata Hasto dalam keterangan tertulisnya, Minggu, 21 Maret.

Dia juga mengatakan, pembuangan limbah secara ilegal ini sudah dikeluhkan oleh warga setempat. Namun, hal ini kerap terjadi berulang.

“Sehingga ikan yang harusnya kita tebar di sini, ternyata tidak akan bisa hidup. Dan kita nanti harus pindahkan," jelasnya.

Gagalnya rencana penyebaran benih ikan itu membuat dirinya prihatin. Sebab, berdasarkan penjelasan dari Menteri Wahyu Trenggono, lahan waduk 1 hektare saja akan menghasilkan paling tidak 25-30 ton ikan mas atau nila yang dibudidayakan per tiga bulan dan nilainya bisa mencapai Rp3 miliar per tahun. 

"Jadi itu potensi kalau airnya bersih. Kalau dari Pemda menegakkan aturan, siapapun, entah itu industri konveksi tidak boleh membuang limbah di sini, maka ini akan punya potensi ekonomi. Untuk siapa? Yang mengelola, yakni untuk masyarakat," ungkapnya.

Meski tak jadi menebar benih ikan, penanaman pohon di sekitar waduk tetap jadi dilaksanakan. Hal itu sebagai wujud komitmen memperindah alam raya sehingga dapat hidup berdampingan dalam lingkungan yang baik dan bersih. 

Dalam kesempatan itu, Hasto menceritakan bagaimana sebagai pemimpin di Jakarta yang merupakan kader PDIP seperti Joko Widodo, Basuki Purnama, hingga Djarot Saiful Hidayat pernah hadir di Rawa Lindung. 

Sayangnya program itu tak berkesinambungan hingga saat ini. Apalagi, di lokasi terdapat dua alat berat pengeruk lumpur rawa. Namun Hasto menyampaikan curhat warga bahwa walau sudah ada sekitar 4 bulan, alat itu hanya kerja perhari selama dua jam. 

"Mohon bantuan DPRD melakukan fungsi pengawasan, bahwa upaya membangun lingkungan yang asri apalagi menggunakan dana rakyat harus betul-betul dilakukan pengawasan," ujar Hasto.

"Gerakan membersihkan lingkungan harus jadi jalan hidup bagi kita. Dan warga nanti bisa bayangkan bagaimana waduk ini nanti bisa jadi tempat treking, olahraga, memancing bersama. Kami cuma pelopor, namun siap bekerja sama dan siap membantu anda semua agar lingkungan sini makin baik. Tentu saja dengan bantuan Pemda dengan politik anggarannya," pungkasnya.