Bagikan:

JAKARTA - Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto membantah dengan tegas bahwa Partai Golkar keluar dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) karena berbeda pilihan kandidat kepala daerah untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024 di beberapa daerah strategis. Menurut Airlangga, KIM masih solid hingga saat ini.

"Tidak ada itu, tidak ada itu (Golkar keluar dari KIM), KIM masih sangat solid," ujar Airlangga di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta, Selasa 16 Juli.

Menurut Airlangga, wajar apabila ada perbedaan pilihan kandidat di antara partai KIM. Menurut Airlangga, perbedaan tersebut merupakan opsi-opsi yang perlu dipertimbangkan bersama.

"Ini kan masih kita akan memutuskan jelang tanggal 27 (Agustus). Jadi semua opsi dibuka," tandas Airlangga.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno memastikan partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) tetap solid dalam pencalonan kepala daerah di Pilkada Serentak 2024. Terutama, kata Eddy, di wilayah-wilayah strategis, seperti Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatera Utara.

"Tidak ada perpecahan, saya pastikan itu, saya di antara teman-teman sekjen, kita berbicara sangat aktif ya untuk mengatur masalah pilkada ini," ujar Eddy Soeparno Senin kemarin.

Eddy mengatakan, merupakan hal wajar jika masih ada perbedaan bakal calon gubernur dan wakil gubernur yang diusung oleh partai KIM. Pasalnya, banyak partai yang tergabung dalam KIM dan empat di antara berada di parlemen, yakni Gerindra, Golkar, PAN, dan Demokrat. Masing-masing partai, kata dia, mengusung kandidatnya untuk maju sebagai bakal calon gubernur atau bakal calon wakil gubernur.

"Kalau perpecahan saya pastikan tidak, tetapi kita di KIM ini ada empat partai yang duduk di parlemen, sementara pilkada hanya ada cagub dan cawagub, hanya dua. Jadi dua pasti akan tertinggal, nah di sini kemudian butuh pembahasan di internal di mana kira-kira nanti masing-masing di antara anggota di KIM itu bisa mengajukan kadernya, kalau tidak bisa di Jakarta, mungkin bisa di Jawa Barat, nah ini yang sekarang jadi pembahasan," jelas Eddy.

Eddy mencontohkan, di Pilgub Jakarta, Golkar mengusung sejumlah kader, seperti Ridwan Kamil dan Jusuf Hamka. Sementara PAN, kata dia, mendorong Zita Anjani. Begitu juga di Jawa Barat, Gerindra mendorong Dedy Mulyadi, sementara PAN mendorong Bima Arya Sugiarto dan Desy Ratnasari.

Menurut Eddy, KIM terus melakukan penggodokan agar nantinya bisa mengusung secara bersama kandidat calon gubernur dan wakil gubernur. Menurut dia, keputusan akhir akan ditentukan oleh para ketum KIM, yakin Ketum Gerindra Prabowo Subianto, Ketum Golkar Airlangga Hartarto, Ketum PAN Zulfikli Hasan, dan Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"Keputusan akhir nanti ada pada tangan ketum, dalam hal ini Pak Prabowo sebagai ketum Gerindra, Pak Zul PAN, Airlangga, dan Mas AHY," pungkas Eddy.