Bagikan:

JAKARTA - Sekretaris Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta M. Taufik Zoelkifli merespons usulan Jusuf Hamka soal upaya mengurai kemacetan di Jakarta dengan membangun jalan layang atau flyover dari Jalan Jenderal Sudirman menuju Bundaran HI.

Hal ini sebelumnya diungkapkan Jusuf Hamka saat diminta tanggapannya oleh Partai Golkar yang kini melirik pengusaha jalan tol tersebut untuk maju Pilkada DKI Jakarta. Golkar membuka wacana Jusuf dipasangkan dengan Kaesang Pangarep.

Atas usulan flyover itu, Taufik menilai Jusuf Hamka belum memahami seluk beluk anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Jakarta. Jusuf menyebut APBD DKI mencapai Rp96 triliun, sehingga Jakarta memiliki anggaran untuk pembangunan flyover. Padahal, kenyataannya nominal APBD tak sebesar itu.

"Dikatakan APBD DKI Rp96 triliun. Bukan Rp96 triliun yang terlakhir, tapi Rp83 triliun. Memang terkesan Pak Jusuf Hamka ini menggampangkan. Tapi saya kira sah-sah saja kalau memang mau membuat cita-cita atau rencana kalau menjadi gubernur atau wakil gubernur untuk Jakarta," kata Taufik kepada wartawan, Selasa, 16 Juli.

Taufik menyebut Jusuf juga belum berpengalaman menjadi pejabat publik. Gagasan yang diungkapkan Jusuf terkait berbagai penyelesaian masalah Jakarta di bidang pendidikan hingga transportasi, menurut dia, juga sudah dilakukan oleh gubernur-gubernur sebelumnya.

Sehingga, jika Jusuf berniat untuk maju sebagai cagub-cawagub di Pilgub Jakarta, Taufik meminta Jusuf untuk mematangkan gagasannya dalam menjalankan pembangunan.

"Sebaiknya nanti pakai data dan fakta yang benar, supaya nanti bisa dibandingkan, nanti warga bisa melihat siapa yang punya gagasan yang bagus dan menapak," ungkap dia.

Sebelumnya, Jusuf Hamka bercerita bahwa dirinya diminta untuk menemui Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto pada Kamis, 11 Juli lalu. Airlangga meminta Jusuf menyampaikan gagasan untuk menyelesaikan masalah klasik Jakarta seperti banjir dan macet.

"Saya bilang 'Pak, kalau menurut saya, coba kita bandingkan dari Semanggi, Sahid Hotel depan, kita mau menuju ke Jalan Thamrin, itu di Bunderan Hotel Indonesia kita bisa stuck 30 menit, 40 menit," urai Jusuf menceritakan perbincangan dengan Airlangga, Sabtu, 13 Juli.

"Bagaimana enggak menguras energi, menguras bahan bakar, menguras energi, capek. Kadang kala buat orang tua seperti saya kepingin ke kamar kecil atau apa itu bisa stuck di sana. Kenapa sih enggak di bangun flyover?" lanjutnya.

Menurut Jusuf, Pemprov DKI Jakarta bisa menugaskan salah satu badan usaha milik daerah (BUMD) untuk membangun flyover tersebut.

"Tidak perlu merusak keindahan. Jalan tetap ada. Apakah flyover, BUMD itu kan bisa ditugaskan bikin jalan tol karena APBD Rp96 triliun, lebih dari cukup saya bilang. Saya cerita lah begitu ke beliau," jelasnya.