Bagikan:

PEKANBARU - Festival Pacu Jalur, agenda tahunan di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, akan digelar pada 21-25 Agustus 2024. Untuk meriahkan acara, Pemerintah Provinsi Riau menyediakan Rp575 juta hadiah bagi pemenang.

"Alokasi ratusan juta nilai hadiah tersebut lebih untuk memeriahkan festival pacu jalur yang telah ditetapkan pemerintah sebagai bagian integral dari Warisan Budaya Nasional Takbenda asli Indonesia, sekaligus pacu jalur menjadi agenda Kharisma Event Nasional (KEN) Kemenparekraf," kata Kepala Dinas Pariwisata Riau, Roni Rakhmat kepada wartawan di Pekanbaru, dilansir ANTARA, Sabtu, 13 Juli.

Menurut Roni, untuk melestarikan warisan budaya tersebut Pemerintah Indonesia mendukung Festival Pacu Jalur di Kuantan Singingi dan mempromosikan penting festival tersebut kepada masyarakat. Peserta pacu jalur berasal dari masyarakat sekitar yang sebelumnya juga sudah menjalani seleksi tingkat kecamatan.

Ia menyebutkan budaya pacu jalur harus dilestarikan dan tentu tidak melibatkan peserta dari luar, sedangkan untuk penonton silahkan dari wisatawan lokal, nasional dan mancanegara.

"Karena itu besaran bantuan ratusan juta itu selain untuk hadiah juga untuk subsidi Rp1 juta untuk setiap jalur. Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi juga perlu meningkatkan fasilitas pendukung agar wisatawan yang menyaksikan Pacu Jalur semakin nyaman antara lain perbaikan turab di tepi sungai agar wisatawan merasa nyaman," katanya.

Berdasarkan data Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) Kuansing, pada Festival Pacu Jalur digelar 23-27 Agustus 2023 tercatat 1.719.952 kunjungan wisatawan ke Teluk Kuantan dengan perputaran uang mencapai miliaran rupiah dihitung dari transaksi dagang dari pelaku UMKM binaan Pemkab Kuansing, Baznas Kuansing dan OKOC sebanyak 750 orang.

Selain itu pedagang lainnya sebanyak 2.323 orang dengan rata rata omset per hari mencapai Rp2 juta-Rp4 juta lebih. Kegiatan pacu jalur atau "perlombaan mendayung perahu/sampan" itu juga berdampak ganda pada tingkat hunian kamar hotel, homestay, restoran, pedagang cinderamata,

Roni menjelaskan bahwa Pacu Jalur pada mulanya merupakan sarana transportasi menyusuri Sungai Batang Kuantan dari Hulu Kuantan hingga ke Cerenti di muara Sungai Batang Kuantan. Sebab saat itu transportasi darat belum berkembang. Masyarakat memasarkan buah-buahan lokal, tebu dengan perahu.

"Atraksi Pacu Jalur dimulai dengan membunyikan meriam karbit 3 kali, sengaja digunakan agar peserta Pacu Jalur bisa mendengar jelas aba-aba dari panitia, sebab arena pacu cukup luas sementara ribuan penonton yang menyaksikan perlombaan bersorak sorai," katanya.