Bagikan:

JAKARTA - Ketua DPR Puan Maharani mewakili keluarganya menerima penghargaan spesial yang diberikan untuk Almarhum Taufiq Kiemas. Ia pun mengajak masyarakat dan semua kalangan untuk mewarisi semangat ayahnya tersebut dalam membangun Indonesia.

Adapun penghargaan untuk Almarhum Taufiq Kiemas diberikan dalam ajang CNN Indonesia Award yang digelar CT Corps di Palembang, Rabu 10 Juli malam. Taufiq Kiemas mendapatkan Lifetime Achievement Award karena pengabdian luar biasa Ketua MPR periode 2009-2013 tersebut terhadap Nasionalisme dan Persatuan.

Penghargaan itu sebagai bentuk pengakuan terhadap Taufiq Kiemas sebagai sosok luar biasa yang berjasa besar dalam pembangunan dan berjasa besar bagi daerah. Almarhum Taufiq Kiemas merupakan putra daerah Palembang.

Mengenakan busana dari kain Jumputan Palembang, Puan menerima trofi penghargaan yang diserahkan oleh Chairman CT Corp, Chairul Tanjung. Atas nama keluarga, ia mengucapkan terima kasih atas penghargaan Extraordinary Devotion to Unity and Nasionalism untuk Almarhum Taufiq Kiemas.

“Atas nama Bapak Taufiq Kiemas dan Ibu Megawati Soekarnoputri, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas Lifetime Achievement Award yang diberikan kepada Bapak Taufiq Kiemas,” kata Puan dalam sambutannya.

Putri Taufiq Kiemas dan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri itu pun mengaku bangga dan bahagia bisa hadir langsung mewakili pihak keluarga menerima penghargaan untuk sang ayah. Apalagi, kata Puan, acara penghargaan diselenggarakan di kampung halaman Taufiq Kiemas.

“Khususnya saya yang hadir di sini mewakili beliau, Almarhum Bapak Taufiq Kiemas hadir di Palembang sebagai Wong Kito. Jadi yang hadir di sini Wong Kito Galo, dulur-dulur kami semua,” tuturnya.

Puan mengaku selalu menyempatkan diri untuk datang dalam agenda acara yang digelar di Palembang. Ia menyebut penghargaan ini menjadi bukti bahwa Almarhum Taufiq Kiemas tak hanya menjadi kebanggaan keluarga, tapi turut juga menjadi kebanggaan bangsa Indonesia.

“Almarhum ayah saya sangat menyadari bahwa keragaman yang dimiliki Indonesia harus bisa menjadi sumber kekuatan dari seluruh kekuatan yang ada di Indonesia, bukan menjadi sumber perpecahan,” ungkap Puan.

Puan pun mengutip pernyataan Chairul Tanjung yang mengatakan banyak sekali orang yang merindukan sosok Taufiq Kiemas karena almarhum merupakan tokoh yang dianggap sebagai seorang negarawan yang dapat menyatukan berbagai perbedaan.

“Bapak Taufiq Kiemas bisa menyatukan wajah muda, laki dan perempuan, bahkan berbeda suku dan agama tanpa kita merasa ‘kok mereka terlalu tua, kita terlalu muda’. Saya pun ikut merasakan,” kisahnya.

Puan mengaku sejak kecil sering diajak berkumpul dan berkomunikasi dengan kolega-kolega Taufiq Kiemas dan Megawati yang mayoritas merupakan tokoh politik atau tokoh-tokoh bangsa. Pengalaman itu kini bermanfaat karena ia sekarang bekerja sama dengan para tokoh-tokoh tersebut.

“Saya dulu harus berkumpul dengan senior-senior saya yang dulu saya panggilnya Om, sementara sekarang om-om saya itu sudah menjadi teman saya, walaupun tetep saya panggil om,” cerita Puan disambut gelak tawa tamu undangan.

“Jadi kalau yang lain panggilnya bapak, saya manggilnya om karena dari kecil saya sudah diajak untuk berkomunikasi dan berteman dengan mereka,” lanjutnya.

Puan juga bercerita Taufiq Kiemas selalu mengajarkan bagaimana amanah jabatan merupakan sebuah penghormatan yang harus dijaga. Ia lalu mengenang saat Taufiq Kiemas diberi amanah untuk menjadi Ketua MPR.

“Saya masih mengingat waktu Almarhum diminta menjadi Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat di tahun 2009. Bapak Taufiq Kiemas mengatakan bersedia menjadi Ketua MPR jika dipilih secara musyawarah mufakat,” kenang Puan.

“Almarhum tidak menginginkan proses pemilihan Ketua MPR menjadi ajang pecah belah, tetapi justru menjadi ajang yang menyatukan berbagai elemen bangsa. Bagi kami itu menunjukkan bahwa Almarhum Bapak Taufiq Kiemas benar-benar menjiwai semangat gotong royong,” sambung mantan Menko PMK tersebut.

Menurut Puan, semangat itu juga yang mendorong Taufiq Kiemas melahirkan inovasi dalam rangka memperkuat kehidupan berbangsa dan bernegara dengan Sosialisasi Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara (yang kemudian menjadi Sosialisasi Empat Pilar MPR RI) yaitu Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Taufiq Kiemas juga dikenang sebagai Bapak Empat Pilar MPR RI.

“Penghargaan ini selain sebagai penghormatan kepada beliau, juga menjadi pengingat bagi kita semua untuk terus menjaga dan memperkuat persatuan bangsa,” ucap Puan.

“Bahwa boleh saja kita berbeda tapi jangan lupa ada yang lebih penting dari semua itu, yakni menjaga persatuan dan kesatuan untuk memperkuat bangsa ini,” tambahnya.

Puan juga mengutip kalimat-kalimat pesan yang dulu sering disampaikan Taufiq Kiemas bahwa Indonesia akan menjadi besar dan kuat jika semua bersatu dalam membangun bangsa dan negara.

“Saya bisa membayangkan Almarhum Bapak Taufiq Kiemas mengatakan ‘Mari kita perkuat persatuan untuk rakyat, untuk bangsa’. Maka saya mengajak kita semua agar mari kita warisi dan jaga terus api perjuangan Almarhum Bapak Taufiq Kiemas,” ujar Puan.

Cucu Bung Karno itu mengajak seluruh rakyat Indonesia dari berbagai komponen dan lapisan masyarakat untuk membangun Indonesia dengan gotong royong. Puan menegaskan, semua warga negara Indonesia harus dapat bersatu membangun bangsa dalam semangat persatuan dan kesatuan.

“Selain Empat pilar kebangsaan, saya juga selalu mengingat apa yang selalu disampaikan beliau bahwa Indonesia akan menjadi besar kalau Indonesia kita bangun bersama-sama, kita bangun dengan bergotong royong, tanpa perlu merasa bahwa kita tidak bersaudara,” sebut Puan.

“Kita saudara, kita selalu bersaudara, dan kita adalah warga negara Indonesia dan kita adalah orang Indonesia yang akan kuat kalau bersaudara,” imbuh Puan.