Bagikan:

JAKARTA - Partai Golkar membela Wali Kota Medan yang kapasitasnya dipertanyakan sebagai calon gubernur Sumatera Utara oleh PDIP. Golkar menegaskan, kapasitas Bobby sebagai kepala daerah sudah jelas sehingga banyak mendapat dukungan dari partai politik (parpol).  

"Mas Bobby jelas beliau pernah menjadi, saat ini juga menjabat sebagai Walikota Medan. Tentu kapasitas beliau sebagai kepala daerah, bisa dilihat dan dirasakan oleh masyarakat. Maka sangat tidak tepat jika pihak yang mempertanyakan soal kapasitasnya mas Bobby," ujar Ketua DPP Partai Golkar, Ace Hasan Syadzily, Rabu, 10 Juli. 

Menurut anggota DPR itu, kinerja Bobby dapat dilihat dan dirasakan selama ia menjabat sebagai walikota Medan. Sehingga menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu memang layak diajukan sebagai cagub. 

"Ya saya kira dengan melihat kinerja beliau sebagai Walikota Medan, tentu kita bisa menilai gitu ya sejauh mana kinerja beliau dan kapasitas beliau. Yang memiliki kelayakan untuk jadi cagub di Sumatera Utara," kata Ace.  

Sebelumnya, Ketua DPP PDIP Djarot Syaiful Hidayat justru mempertanyakan alasan dukungan 7 parpol tersebut. Apakah melihat kapasitas Bobby atau pengaruh dari mertuanya yakni Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

"Pilkada Sumut ya? Untuk mas Bobby sudah dapat (dukungan 7 parpol, red), itu karena mas Bobby nya atau karena mertuanya? Itu pertanyaannya," ujar Djarot, Selasa, 9 Juli. 

Menurut Djarot, PDIP hingga kini belum menentukan cagub yang akan diusung lantaran masih terus mendengarkan suara rakyat terkait siapa figur yang dikehendaki. Meskipun, Edy Rahmayadi sudah mengambil formulir untuk maju dari partai banteng ini. 

"Jadi belum tentu juga, pendukung partai yang banyak gitu, raksasa, gemuk gitu ya, superkoalisi kek atau super apa ya, gemuk banget gitu, ya itu belum tentu juga (menang, red). Karena yang menentukan kan rakyat juga," kata mantan gubernur DKI Jakarta ini. 

"Ya, jadi itu aja pertanyaan saya. Itu betul-betul karena faktor kapasitas dari mas Bobby, atau karena faktor pengaruh dari mertuanya?," sambung Djarot.